Wednesday, 03 July 2024

5 Tanda Trauma Ada Dalam Diri yang tak Disadari

5 Tanda Trauma Ada Dalam Diri yang tak Disadari


Setiap orang mungkin memiliki trauma di dalam diri yang tidak disadari. Karena memang, trauma bisa memengaruhi seseorang secara berbeda-beda dan beberapa orang mengatasi atau menekan pengalaman traumatis tanpa menyadarinya.

Seringkali respons terhadap trauma dianggap bagian dari kepribadian seseorang misalnya seseorang yang pemarah atau sangat mudah tersinggung. Bisa jadi, sebenarnya perilaku itu akibat dari pengalaman trauma yang belum pulih.

Seseorang bisa saja mengembangkan mekanisme koping atau pola perilaku tertentu sebagai cara untuk bertahan dari pengalaman traumatis. Misalnya saja yang paling sering adalah panik atau cemas yang berlebihan.

“Beberapa tanda ini bisa jadi respons akibat trauma yang tidak disadari. Kalau berkelanjutan sampai mengganggu atau tidak bisa menguasai diri sangat disarankan untuk mencari bantuan psikolog atau psikoterapis,” kata psikolog anak dan keluarga Irma Gustiana, sepeti mengutip dari laman Instagramnya @ayankirma, Jakarta, Sabtu (22/06/2024). 

Reaksi Berlebihan Terhadap Hal-hal Sepele

Trauma bisa membuat Anda lebih sensitif terhadap situasi atau hal-hal tertentu yang mengingatkanmu pada persistia traumatis.

“Misalnya kaget berlebihan, respons marah, tau serangan panik,” tambahnya. 

Perfeksionisme yang Ekstrem

Trauma bisa memicu kebutuhan yang kuat untuk mengontrol lingkungan dan diri sendiri.

“Seseorang bisa menjadi sangat kaku dan kesalahan sekecil apapun bisa memicu kecemasan dan kritik diri yang keras,” tambahnya.

People Pleaser, Kebaikan Berlebihan pada Orang Lain

“Trauma yang kamu alami terkadjang memicu responsible harus selalu ada dan jadi penyelamat bagi orang lain. Kamu bisa mengorbankan kebutuhan dan kesejahteraan diri sendiri untuk membantu orang lain, karena secara tidak radar, hal ini memberimu rasa kontrol dan mengurangi fokus pada trauma sendiri,” paparnya.

Gangguan Tidur dan Mimpi Buruk

Trauma seringkali mengganggu pola tidur. Misalnya mengalami kesulitan tidur, bangun di tengah malam, atau mimi buruk yang intens dan berulang.

Baca Juga:  Inside Out 2, Gejolak Emosi Riley yang Beranjak Dewasa

“Ini terjadi sebagai respons otak yang masih memproses dan berusaha memahami pengalaman traumatis,” tambahnya.

Pola Keterikatan yang Tidak Sehat

Trauma bisa memengaruhi hubungan dengan orang lain. Anda bisa menarik diri secara emosional karena terlalu bergantung pada pasangan atau teman.

Keterikatan yang tidak sehat ini menjadi cara untuk mencari rasa aman yang mungkin tidak terpenuhi di masa lalu.

Beberapa hal yang Bisa Dilakukan untuk Membantu Diri Sendiri

  • Latih mindfulness dan teknik relaksasi. Praktik pernapasan dalam bisa membantu Anda mengelola stres dan kecemasan yang terkait dengan trauma.
  • Jalin koneksi dan terhubung secara sosial dengan mereka yang mendukung Anda.
  • Bersikap baik pada diri sendiri. Trauma bukan kesalahan Anda. Pulih dari trauma membutuhkan waktu dan kesabaran.
  • Ingat, bahwa trauma bersifat personal. Kalau diri Anda masih alami kesulitan menguasai diri karena trauma, sebaiknya melakukan konsultasi dengan psikolog atau psikoterapis.