Monday, 30 June 2025

Badan Geologi Ungkap Aktivitas Tangkuban Parahu Pascagempa Sesar Lembang

Badan Geologi Ungkap Aktivitas Tangkuban Parahu Pascagempa Sesar Lembang


Badan Geologi Kementerian ESDM mengungkapkan Gunung Tangkuban Parahu tidak mengalami peningkatan aktivitas vulkanik pascaterjadinya gempa bumi hari Minggu ini yang diinformasikan dipicu oleh sesar Lembang.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid menjelaskan berdasarkan informasi dari BMKG yang diterimanya, pada Hari Minggu tanggal 29 Juni 2025 ini pukul 08:49 WIB terjadi gempa dengan magnitudo 2,7 di lokasi 6,76 LS – 107,63 BT dengan kedalaman 6 km, dan ternyata dirasakan di Pos Pemantauan Gunung Api (PGA) Tangkuban Parahu pada skala III MMI.

“Pascakejadian gempa bumi terasa tersebut, aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu secara visual tidak terjadi peningkatan,” ujar Wafid di Bandung, Minggu (29/6/2025).

Dilaporkan, kata Wafid, terpantau embusan asap putih tipis hingga sedang dengan ketinggian berkisar antara 20 hingga 200 meter dari dasar Kawah Ratu dan 5 hingga 10 meter dari dasar Kawah Ecoma dengan tekanan lemah hingga sedang.

Manifestasi bualan lumpur di Kawah Ratu yang terbentuk pada tanggal 5 Juni 2025 hingga saat ini masih teramati, dengan tingkat intensitas dan luasan area bualan lumpur ini masih sama.

“Pemantauan kegempaan hingga saat ini tidak menunjukkan peningkatan, rekaman kegempaan masih didominasi oleh getaran Tremor Menerus yang berasosiasi dengan aktivitas bualan lumpur di Kawah Ratu,” terang dia.

Baca Juga:  KPK Timbang-timbang Periksa Agen TKA di Kasus Pemerasan Ditjen Binapenta Kemnaker

Berdasarkan rekaman kegempaan pada tanggal 28 Juni 2025 tercatat 3 kali Gempa Hembusan, 84 kali Gempa Low-Frequency (LF), 1 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dan getaran Tremor Menerus dengan amplitudo 0,5 – 1,5 mm.

Kegempaan tanggal 29 Juni 2029 hingga 12:00 WIB terekam Gempa LowFrequency (LF) sebanyak 41 kejadian, 2 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), 1 kali Gempa Hembusan, 1 kali gempa Tektonik Jauh (TJ), 1 kali Gempa Terasa pada skala III/MMI dan getaran Tremor Menerus dengan amplitudo 0,5 – 1 mm.

Wafid menyebutkan pengamatan deformasi permukaan menggunakan alat EDM, GNSS dan Tiltmeter pascakejadian gempa terasa tersebut tidak mempengaruhi secara signifikan perubahan tekanan di bawah tubuh gunung api.

Namun demikian data pemantauan EDM masih menunjukkan kecenderungan pola inflasi, yang mengindikasikan akumulasi tekanan pada kedalaman dangkal di bawah tubuh gunung api.

“Hal ini perlu menjadi perhatian karena potensi erupsi freatik tetap dapat terjadi secara tiba-tiba, tanpa didahului gejala vulkanik yang jelas,” jelasnya.

Hingga tanggal 29 Juni 2025, data pengukuran gas dari stasiun Multi-GAS permanen belum menunjukkan perubahan mencolok pada rasio gas (CO2/SO₂, CO₂/H₂S, H2O/CO2, H2S/SO2) maupun proporsi antara gas SO₂ dan H₂S.

“Dengan mempertimbangkan semua data tersebut di atas, tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih berada pada Level I (Normal),” tuturnya.

Baca Juga:  Prabowo Bertolak ke Singapura Malam Ini, Batal Jadi Saksi Nikah Anak Ahmad Dhani?

Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu dan para pengunjung tetap diimbau untuk tidak mendekati area dasar kawah, tidak berlama-lama di kawasan kawah aktif, serta segera menjauh jika teramati peningkatan intensitas hembusan atau tercium bau gas menyengat.

“Meskipun aktivitas menurun, kewaspadaan harus tetap diperhatikan,” katanya.

Pemerintah Daerah dan BPBD diminta terus menjalin koordinasi dengan Pos PGA Tangkuban Parahu di Desa Cikole serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.

Masyarakat diharapkan tetap tenang, tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang belum dapat dipertanggungjawabkan, serta mengikuti perkembangan informasi resmi dari Badan Geologi.

“Evaluasi tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu akan dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu apabila terjadi perubahan signifikan. Masyarakat diharapkan tetap tenang, waspada, serta mengikuti arahan dari pihak berwenang demi keselamatan bersama,” tuturnya.

Gunung Tangkuban Parahu merupakan gunung api aktif yang berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Gunung api ini memiliki 9 kawah dengan dua kawah utama berada di area puncak, yaitu Kawah Ratu dan Kawah Upas.

Erupsi Gunung Tangkuban Parahu pada umumnya berupa letusan freatik dari Kawah Ratu.