PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk (Bank Sumut) menggelar penawaran awal atau bookbuilding sebanyak-banyaknya 2,93 miliar saham sejak Kamis (5/1/2023) hingga Rabu (18/1/2023). Jumlah tersebut mewakili 23 persen dari total saham Bank Sumut usai IPO dengan perolehan dana segar Rp1,49 triliun.
Emiten dengan kode saham BSMT pun siap mengerek kinerja bisnis dengan meningkatkan ekspansi kredit hingga pengembangan teknologi informasi serta layanan digital. Rencananya perseroan akan mengalokasikan 80 persen dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) untuk modal kerja.
Hal itu, menurut Plt Direktur Utama Bank Sumut Hadi Sucipto, guna mendukung ekspansi bisnis perseroan, termasuk kredit modal kerja, kredit investasi hingga kredit konsumtif.
“Sekitar 20 persen sisanya akan digunakan untuk perluasan jaringan dan pengembangan teknologi informasi guna menunjang kegiatan usaha perseroan, termasuk layanan digital,” ujar Hadi Sucipto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (9/1/2023).
Rinciannya, sambung dia, 10 persen akan digunakan sebagai belanja modal, termasuk pengeluaran untuk aset sewa berupa pembukaan atau perpanjangan sewa unit kantor, unit layanan, renovasi gedung, dan infrastruktur teknologi informasi.
Sementara itu, 10 persen lainnya akan digunakan untuk belanja operasional. Ini berupa pengembangan jaringan ATM, layanan digitalisasi, peningkatan system security, dan pengembangan teknologi informasi lainnya dengan skema manage service.
Seiring dengan dinamika yang terjadi terkait dengan pergantian pucuk pimpinan Bank Sumut, perseroan memastikan bahwa proses rangkaian IPO tidak akan terganggu dan operasional perbankan juga tetap berjalan normal.
“Bahkan jajaran Direksi dan Komisaris Bank Sumut akan segera melakukan paparan publik kepada investor. Semua masih sesuai jadwal,” tegas Hadi.
Dengan nilai nominal Rp250 per saham, bank daerah milik Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Sumatra Utara itu mematok harga penawaran pada rentang harga Rp350 hingga Rp510 per saham. Dengan begitu, perseroan berpotensi meraup dana Rp1,02 triliun hingga maksimal Rp1,49 triliun.
Dengan alokasi 80 persen dana IPO untuk modal kerja, perseroan menganggarkan dana sebanyak-banyaknya Rp1,19 triliun untuk mengerek kinerja bisnis, termasuk ekspansi kredit. Adapun, dana IPO maksimal Rp299,34 miliar sisanya akan digunakan untuk perluasan jaringan dan pengembangan teknologi informasi.
Empat perusahaan sekuritas, yakni PT Aldiracita Sekuritas Indonesia, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT RHB Sekuritas Indonesia, dan PT UOB Kayhian Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Bank Sumut dijadwalkan dapat memulai tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada 7 Februari 2023.