Bea Cukai menggelar sosialisasi kepada civitas akademika di wilayah Sulawesi yang diwakili oleh dua unit vertikal, yaitu Kanwil Bea Cukai Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) dan Kanwil Bea Cukai Sulawesi Bagian Utara (Sulbagtara). Kegiatan sosialisasi diselenggarakan di Makassar, pada Senin (13/11/2023), dan Manado, pada Rabu (15/11/2023).
Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Encep Dudi Ginanjar, mengatakan kegiatan sosialisasi bertujuan untuk memperkenalkan tugas dan fungsi Bea Cukai, serta mengedukasi civitas akademika akan ketentuan kepabeanan dan cukai.
“Kegiatan sosialisasi diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih mendalam kepada para mahasiswa tentang peran penting Bea Cukai dalam menjaga keamanan dan kelancaran arus barang yang masuk ke wilayah Indonesia, serta kontribusinya terhadap perekonomian nasional,” imbuhnya.
Encep mengungkapkan bahwa sosialisasi yang digelar oleh Kanwil Bea Cukai Sulbagsel dihadiri oleh civitas akademika dari Universitas Kristen Indonesia (UKI) Paulus dalam agenda Campus Visit Customs. Acara dilaksanakan di Aula Latimojong, Kanwil Bea Cukai Sulbagsel, pada Senin (13/11/2023).
Topik yang dibahas dalam sosialisasi mengenai tugas dan fungsi Bea Cukai, Pelaksanaan APBN oleh Bea Cukai, capaian kinerja, serta peran bea cukai dalam mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Sementara itu, di Manado, Kepala Kanwil Bea Cukai Sulbagtara, Erwin Situmorang, hadir sebagai Keynote Speaker dalam agenda Kuliah Tamu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado, pada Rabu (15/11/2023).
Tema Kuliah Tamu yang diangkat adalah “Perkembangan Kerja Sama Ekonomi Multilateral Indonesia dan Manfaatnya terhadap Kawasan Ekonomi Khusus Bitung”.
Kuliah Tamu ini menghadirkan narasumber dari perwakilan Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi, Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.
“Kuliah tamu ini adalah sarana penyebaran informasi terkait proses keanggotaan Indonesia pada Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD) dan dampaknya terhadap perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia, khususnya KEK Bitung dan KEK Likupang yang berlokasi di Sulawesi Utara,” ujar Encep.
Encep menambahkan bahwa KEK Bitung memiliki lokasi yang sangat strategis dan merupakan pintu gerbang ekonomi ke negara-negara di Asia Pasifik.
Aksesibilitas tersebut didukung dengan adanya Pelabuhan Hub Internasional Bitung sebagai hub perdagangan bagi kawasan timur Indonesia, sedangkan KEK Likupang lebih difokuskan pada industri pariwisata.
“Kami berharap melalui kuliah tamu ini dapat memunculkan masukan yang dapat memperkuat efektivitas atas penerapan kebijakan pada sektor ekonomi multilateral Indonesia demi menyongsong Indonesia Emas 2045,” pungkas Encep.