Wednesday, 03 July 2024

China dan Filipina Kerja Sama Selamatkan Nelayan Terdampar di Laut China Selatan

China dan Filipina Kerja Sama Selamatkan Nelayan Terdampar di Laut China Selatan


Penjaga Pantai China membantu Penjaga Pantai Filipina menyelamatkan delapan awak nelayan setelah kapalnya mengalami ledakan mesin di perairan lepas Scarborough Shoal di Laut Cina Selatan yang disengketkan pada Sabtu (29/6/2024). China sebelum melakukan aksi kemanusiaan itu sempat dituduh berupaya menghalangi upaya tersebut.

Insiden akhir pekan ini menandai kerja sama yang jarang terjadi antara kedua negara di Laut China Selatan, di mana konfrontasi dengan kekerasan baru-baru ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan.

Kapal tersebut mengalami ledakan mesin di perairan Scarborough Shoal, melukai dua dari delapan nelayan di dalamnya, kata Penjaga Pantai Filipina (PCG) melalui postingan Facebook pada Minggu (30/1/2024). Mereka menyebut beting tersebut sebagai Bajo de Masinloc, seperti yang dikenal di Filipina.

Menurut PCG, kapal Filipina yang berpatroli di daerah tersebut, BRP Sindangan, segera diinstruksikan untuk memberikan bantuan medis. “Selama operasi, kapal kami menerima tantangan radio, serta menghadapi bayangan dan pemblokiran awal oleh kapal Penjaga Pantai China (CCG) dan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA),” kata juru bicara PCG, Laksamana Muda CG Armando Balilo.

Kapal-kapal China itu berhenti membayangi BRP Sindangan ketika mereka mendapat informasi tentang misi kemanusiaan itu, kata juru bicara tersebut. Ia menambahkan bahwa CCG juga meluncurkan dua perahu karet dan menawarkan bantuan kepada delapan nelayan di kapal penangkap ikan yang terdampar itu.

Perawat PCG menilai dua awak kapal menderita luka bakar tingkat dua dan memberikan pertolongan pertama kepada mereka. Kedelapan orang tersebut juga diberi makanan dan air minum, tambah PCG dalam postingan Facebook-nya.

“Dalam masa darurat, keselamatan jiwa harus selalu menjadi prioritas kami. Penjaga Pantai Filipina dan Penjaga Pantai China berkomunikasi secara diplomatis dan mengesampingkan masalah kedaulatan, dalam semangat kemanusiaan,” kata juru bicara tersebut. 

Baca Juga:  Prabowo Bertemu MbS di Jeddah, Puji Kepemimpinan Saudi di Timur Tengah

“Kami tidak akan meningkatkan ketegangan, namun kami akan tetap teguh pada misi kami untuk menjamin keselamatan kehidupan di laut,” tambahnya. 

Insiden ini juga diliput oleh media China, meskipun laporan mereka tidak menyebutkan adanya pemblokiran atau pembayangan oleh penjaga pantai atau kapal militer China.

Global Times yang dikelola pemerintah China melaporkan bahwa kapal CCG yang sedang berpatroli “meluncurkan operasi penyelamatan dan membantu menyelamatkan kapal nelayan Filipina yang berada dalam kesulitan”. Kejadian ini, menurut media tersebut, terjadi di perairan “dekat Huangyan Dao Tiongkok”, mengacu pada bagaimana China menggambarkan Scarborough Shoal.

Kapal China melepaskan perahu-perahu kecil selama operasi tersebut, menurut Global Times. Jaket pelampung dan pelampung juga diberikan kepada “nelayan Filipina yang tertimpa musibah”, lapor kantor berita China, China Daily.

Penjaga Pantai China berkomunikasi dengan rekan-rekan Filipina selama operasi penyelamatan dan pihak Filipina “menyatakan terima kasih atas penyelamatan kemanusiaan” yang dilakukan oleh otoritas China, lapor outlet berita Tiongkok itu.

Kerja Sama di Tengah Konfrontasi

Insiden pada hari Sabtu itu merupakan kesempatan langka kerja sama antara Filipina dan China di tengah meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan, dengan insiden besar yang meletus dua minggu lalu.

Rekaman video yang dirilis militer Filipina menunjukkan pelaut penjaga pantai China sempat mengacungkan pisau, kapak, dan senjata lainnya pada 17 Juni dalam bentrokan dengan kapal angkatan laut Filipina di dekat Second Thomas Shoal yang disengketakan.

Seorang pelaut Filipina kehilangan ibu jari dalam bentrokan tersebut. Insiden terjadi saat pasukan Filipina berupaya memasok kembali marinir yang ditempatkan di kapal perang bekas di atas beting tersebut pada 1999 untuk menegaskan klaim teritorial Manila, AFP melaporkan. Panglima militer Filipina Jenderal Romeo Brawner mengatakan awak kapal Filipina “kalah jumlah” tidak bersenjata dan bertempur dengan “tangan kosong”.

Baca Juga:  PKB Ogah Duetkan Anies dengan Sohibul di Pilkada Jakarta 2024

China menyalahkan Manila atas konfrontasi tersebut. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mengatakan Filipina telah “meningkatkan ketegangan” dan menuduh mereka menabrak kapal China.

Beijing bersikeras bahwa penjaga pantainya berperilaku “profesional dan terkendali” selama konfrontasi dan mengklaim “tidak ada tindakan langsung” yang diambil terhadap personel Filipina.