Wednesday, 03 July 2024

Daya Beli Sedang Tak Baik-baik Saja, Penjualan Motor Turun

Daya Beli Sedang Tak Baik-baik Saja, Penjualan Motor Turun


Saat ini, daya beli masyarakat Indonesia benar-benar sedang ambruk. Dicermati dari ambruknya penjualan mobil dan motor. 

Bisa jadi, masyarakat Indonesia terpaksa menunda beli mobil atau motor anyar karena kenaikan harga barang, khususnya pangan. Selain itu, kebutuhan anak sekolah yang sebentar lagi masuk tahun ajaran baru.

Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan motor pada April 2024, anjlok 28 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Dari merek Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, dan TVS, penjualan domestik hanya 419.136 unit per April 2024. Padahal bulan sebelumnya, kelima pabrikan itu mampu meraup penjualan 583.747 unit motor.

Sepanjang Januari-April 2024, penjualan April adalah yang paling parah.  Sedangkan penjualan dalam negeri tertinggi pada Januari dengan torehan 592.658 unit. Sepanjang 2024 terdistribusi 2.154.226 unit.

Penjualan motor jenis skutik mendominasi pasar otomotif roda dua di Indonesia. Motor matik menguasai 90,47 persen penjualan motor di Indonesia sepanjang Januari-April 2024.

Model lain, motor bebek atau underbone hanya menyumbang 4,73 persen. Dan motor Sport hanya sebanyak 4,80 persen.

Angka penjualan motor sepanjang tahun ini, menurut AISI, mencapai 592.658 unit pada Januari, turun menjadi 558.685 unit pada Februari. Namun naik 583.747 unit pada Maret dan anjlok 419.136 unit pada April.

Untuk ekspor motor Indonesia ke berbagai negara, ikut merosot. Pada April 2024, ekspor motor sebanyak 32.725 unit. Padahal Maret 2024 sempat menembus 32.725 unit, Februari 38.375 unit, Januari mencapai 34.991 unit.

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla pernah menyampaikan bahwa tolok ukur kemajuan ekonomi suatu negara, bisa dicermati dari penjualan mobil dan motor.

Jika penjualan turun, itu pertanda daya beli masyarakat sedang turun. Artinya, perekonomian juga turun. Demikian pula sebaliknya.

Baca Juga:  Duit Negara Sedang Seret, Sri Mulyani dan Prabowo Deal Anggarkan Makan Siang Gratis Rp71 Triliun

“Untuk mengukur kemajuan ekonomi, salah satu cara yang mudah adalah mengukur bagaimana penjualan kendaraan, selain rumah, dan sekarang retail,” kata JK, sapaan akrabnya.