Wednesday, 03 July 2024

Donald Trump, Teflon Don di Perpolitikan Amerika Serikat?

Donald Trump, Teflon Don di Perpolitikan Amerika Serikat?

Dewan juri Manhattan mendakwa Donald Trump terkait dugaan ‘uang tutup mulut’ yang dibayarkan kepada bintang porno Stormy Daniels. Trump menjadi mantan presiden AS pertama yang menghadapi dakwaan pidana. Ia juga menghadapi beberapa dakwaan lainnya. Layak disebut Teflon Don?

Teflon Don merupakan julukan yang diberikan kepada John Gotti, bos kejahatan terorganisir Amerika di era 1980-an dan 90-an. Ia bertanggung jawab atas keluarga kriminal Gambino yang terkenal flamboyan dan ‘bermulut besar’. Ia didakwa dengan kejahatan yang berbeda berkali-kali tetapi dia tidak pernah dihukum (sebelum dia akhirnya dihukum). Tuduhan tidak akan pernah melekat seperti teflon, itulah asal nama tersebut.

Dakwaan kepada Trump kali ini adalah momen yang menentukan dalam sejarah Amerika Serikat, karena tidak ada mantan presiden AS yang pernah didakwa melakukan kejahatan sebelumnya. Dakwaan tersebut, muncul dari penyelidikan yang dipimpin Jaksa Wilayah Demokrat Manhattan Alvin Bragg, diajukan di bawah segel dan dakwaan spesifik kemungkinan akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang.

Trump sebelumnya memperkirakan dia akan ditangkap minggu lalu. Pengacara Trump Joe Tacopina mengatakan mantan presiden itu diperkirakan akan menyerahkan diri awal pekan depan.

Investigasi Jaksa Brugg sebelumnya terhadap The Trump Organization awalnya menghasilkan tuduhan penggelapan pajak terhadap dua entitas bisnis Trump dan kepala keuangan grup yang mengarah ke hukuman pidana US$1,61 juta. Tetapi tuduhan itu tak berlanjut.

Bragg, bagaimanapun, membuka kembali penyelidikan apakah Trump melakukan kejahatan dengan mendaftarkan pembayaran sebesar US$130.000 kepada bintang film dewasa Stormy Daniels sebagai biaya hukum dari pengeluaran selama kampanye kepresidenannya tahun 2016.

Trump telah berulang kali membantah melakukan kesalahan terkait pembayaran kepada Daniels, serta klaim perselingkuhannya. Dia malah menuduh Jaksa Bragg sengaja ingin merusak peluangnya untuk memenangkan kembali pemilihan presiden AS. “Ini adalah Penganiayaan Politik dan Interferensi Pemilu pada tingkat tertinggi dalam sejarah,” kata Trump, seraya menyebut dakwaan itu sebagai ‘perburuan penyihir’.

Stormy Daniels, seorang aktris dan sutradara film dewasa yang nama aslinya adalah Stephanie Clifford, mengatakan dia menerima uang sebagai imbalan untuk tetap diam tentang hubungan seksual yang dia lakukan dengan Trump pada tahun 2006.

Baca Juga:  Bea Cukai Dukung Industri Dalam Negeri dan Penyerapan Tenaga Kerja lewat Fasilitas Ini

Sementara Trump membantah pernah berselingkuh dengan Daniels, dan menyebut pembayaran itu sebagai ‘transaksi pribadi yang sederhana’. Bahkan mantan presiden berusia 76 tahun itu mengimbau para pendukungnya menyediakan dana untuk pembelaan hukumnya. Menurut tim kampanye, dia telah mengumpulkan lebih dari US$2 juta.

Kisah pertemuan Trump-Danielss

Dalam bukunya Full Disclosure tahun 2018, Stormy Daniels, menceritakan pertemuannya yang menentukan dengan Trump di resor golf Nevada di tepi Danau Tahoe. Sebuah foto yang diambil pada saat itu menunjukkan mereka berpose bersama –Trump dengan topi merah, Daniels dengan atasan hitam– di stan studio porno tempat Daniels bekerja sebagai ‘penyambut’.

Daniels berusia 27 tahun saat itu dan Trump 60 tahun. Istri ketiganya, Melania, melahirkan putra mereka Barron sekitar empat bulan sebelumnya. Dalam bukunya, Daniels mengatakan salah satu pengawal Trump mengundangnya untuk makan malam bersama bintang The Apprentice di penthouse-nya.

Mereka melanjutkan untuk melakukan apa yang “mungkin merupakan hubungan seks yang paling tidak mengesankan yang pernah saya lakukan,” tulisnya dalam sebuah akun yang juga menyertakan deskripsi anatomi Trump yang tidak menarik.

Trump membantah mereka pernah berhubungan seks dan menuduh Daniels melakukan ‘pemerasan’ dan ‘penipuan total’. Sementara Daniels mengatakan dia tetap berhubungan dengan Trump dengan harapan dia akan membawanya ke acara reality show, tetapi itu tidak pernah terjadi.

The National Enquirer, sebuah tabloid milik sekutu Trump, menemukan bahwa Daniels sedang mencari penawar untuk ceritanya yang berpotensi merusak politik tentang hubungannya dengan Trump. Tabloid tersebut menghubungkannya dengan Michael Cohen, pengacara dan pemecah masalah pribadi Trump yang dijuluki ‘The Pitbull’.

Cohen, yang kemudian berbalik melawan Trump, telah mengakui mengatur pembayaran ‘uang tutup mulut’ US$130.000 kepada Daniels sebagai imbalan atas diamnya tentang kencan 2006. Pembayaran itu diungkapkan oleh The Wall Street Journal pada Januari 2018 dan menjadi dasar tuduhan yang dihadapi Trump.

Baca Juga:  Disunahkan tidak Makan Sebelum Salat Idul Adha

Nasib Trump dan partainya

Dalam kasus lain, Jaksa Georgia sedang menyelidiki upaya Trump untuk membatalkan kekalahan pemilihan presiden. Penasihat khusus federal juga sedang menyelidiki upayanya untuk membatalkan kekalahannya dan penghapusan dokumen rahasia dari Gedung Putih setelah Trump meninggalkan jabatannya.

Trump sebelumnya mengklaim kekalahannya pada tahun 2020 adalah hasil dari penipuan. Klaim ini menginspirasi para pengikutnya untuk melancarkan serangan mematikan pada 6 Januari 2021 dengan menyerbu Gedung Capitol AS. Aksi ini adalah upaya yang gagal untuk menghentikan Kongres mengesahkan pemilihan Presiden Demokrat Joe Biden, yang mengalahkan Trump dari Partai Republik dengan lebih dari 7 juta suara.

Adrian Ang U-Jin, Peneliti dan Koordinator Program Amerika Serikat di Sekolah Studi Internasional (RSIS) S Rajaratnam, Universitas Teknologi Nanyang (NTU) mengungkapkan Partai Demokrat, berisiko mengubah musuh utamanya, Donald Trump menjadi martir politik partainya.

Selama ini partainya Trump, Partai Republik masih all out membelanya. Partai Republik mungkin belum memutuskan bahwa Trump membawa terlalu banyak beban politik dengan semua bahaya hukumnya.

Apalagi dia masih menghadapi penyelidikan penasihat khusus federal atas perannya dalam upaya membatalkan hasil pemilu 2020. Juga keterlibatannya terhadap dokumen rahasia, serta potensi tuduhan pemerasan dan konspirasi negara bagian atas perannya dalam upaya untuk membatalkan hasil pemilu di Georgia.

Sampai saat itu, baik Trump maupun partainya sudah berhitung mereka masih mendapat keuntungan dari isu yang berkembang dan rapat-rapat umum timbul merespons penuntutan Bragg. Namun jika kerunyaman makin bertambah gara-gara Trump dengan dakwaan-dakwaanya, tentu akan menjadi ganjalan bagi partai GOP menjelang pemilihan 2024.

Bisa jadi Partai Republik akan dipaksa untuk menyingkirkan mantan presiden tersebut. Partai Republik mungkin juga menolak Trump jika seruannya untuk protes atas penangkapannya berubah menjadi kekerasan politik.

Namun tetap saja, Trump memiliki reputasi yang layak untuk disebut sebagai ‘Teflon Don’. Kemampuanya luar biasa untuk berkembang dalam situasi kacau yang sebagian besar dibuatnya sendiri dan mengubah kesulitan menjadi keuntungan politik.