Wednesday, 03 July 2024

Era Jokowi, Indonesia Jadi Surganya Impor Bahan Pangan Kecuali Sawit

Era Jokowi, Indonesia Jadi Surganya Impor Bahan Pangan Kecuali Sawit


Suka atau tidak, Indonesia saat ini adalah surganya impor komoditas pangan. Mulai dari beras, jagung, kedelai, daging, sayuran hingga garam. Hanya kelapa sawit yang tak impor.

Kondisi ini, membuat Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti merasa miris. “Buah, sayur bahkan garam pun kita impor. Padahal kita punya laut yang begitu luasnya. Ingat, pada 1984 kita swasembada beras, tapi sekarang jadi importir,” kata Esther dalam FGD bertajuk Arah Kebijakan Pangan Indonesia Pasca Pemilu 2024 di Jakarta, Jumat (9/2/2024).

Saat kolonialisme Belanda, kata Esther, Indonesia sempat berswasembada gula. Bahkan menjadi eksportir terbesar nomor 6 di dunia. Namun kini, Indonesia masuk 10 negara pengimpor gula terbesar di dunia.

“Artinya, apa? Pasti ada something wrong, sesuatu yang salah. Di Belanda, kesejahteraan petaninya terjamin. Mereka bisa pasang internet atau berlibur saat summer. Itu artinya, mereka sejahtera. Sementara di Indonesia, petaninya sulit dapat pupuk. Kalau panen, harganya anjlok. Sehingga apa, anak cucu mereka enggan jadi petani,” paparnya.

General Manager Unit Bisnis Bulog Sentra Niaga, Topan Ruspayandi menjelaskan secara rinci terkait pengusahan impor beras pada 2023, tersisa 100 ribu ton. Sedangkan tahun ini, sebanyak 500 ribu ton beras impor disepakati untuk tahap awal.  “Dalam waktu dekat akan datang 600 ribu ton beras impor datang. Untuk memperkuat cadangan stok beras kami yang saat ini mencapai 1,2 juta ton,” paparnya.

Di sisi lain, Ketua Kompartemen Media Relation Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Fenny Sofyan menyebut, dari 12 komoditas pangan, mungkin hanya kelapa sawit yang tidak diimpor Indonesia. “Alhamdulillah, dari 12 komoditas pangan, Indonesia tidak impor sawit. Jangan sampai di masa anak cucu kita nanti, malah impor,” kata Fenny.

Baca Juga:  Pasca Penerbitan PP Minerba, Bahlil Ungkap Negosiasi Kontrak Freeport Hampir Deal

Dia mengatakan, industri sawit yang tergabung dalam Gapki, punya concern terhadap petani. Pendampingan dan berbagai bantuan diberikan kepada petani. Tujunnya untuk meningkatkan produktivitas sawit petani, serta merealisasikan industri sawit berkelanjutan dari hulu hingga hilir.  

“Selama ini, kontribusi sawit terhadap devisa cukup signifikan. Demikian pula serapan tenaga kerjanya cukup besar. Ini yang harus menjadi titik fokus untuk dipertahankan,” papar VP Communication PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) itu.