Pada penghujung tahun 2023, Pemerintah Kab. Gorontalo melaksanakan kegiatan Festival Dulamayo yang berlangsung dari 29-31 Desember 2023.
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai ajang untuk mempromosikan dan mengangkat pamor Dulamayo sebagai pusat pengembangan ekonomi masyarakat dan UMKM yang berbasis pertanian atau perkebunan yang menjadi potensi Dulamayo selama ini.
Puncak Dulamayo tidak hanya menyimpan potensi alam yang menakjubkan dengan keindahannya yang sejuk nan hijau, tapi juga menjadi kawasan konservasi yang sangat penting sebagai “paru- parunya” kawasan Limboto, Telaga, Tapa dan wilayah Kota Gorontalo.
Dari aspek inilah,maka dapat disebut,bahwa kawasan Dulamayo merupakan “mutiara”nya Gorontalo yang memiliki multi fungsi, yakni sebagai kawasan konservasi yang menjadi penopang dan pelindung Gorontalo sekaligus menjadi hulu sungai Bulango yang melintasi wilayah Tapa, Telaga dan bermuara di Kota Gorontalo.
Selain itu, Dulamayo juga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan ekowisata (ekoturisme), atau agrowisata maupun kawasan wisata edukasi dan laboratorium alam.
Kawasan Dulamayo juga menyuguhkan potensi, sebagai pusat pengembangan sentra usaha industri UMKM gula aren dan industri kecil berbahan baku durian, pisang dan tanaman lainnya.
Sisi lain dari pesona Puncak Dulamayo,terutama dari Dulamayo Selatan, adalah panorama alam yang indah, sejuk, tenang dan menakjubkan yang darinya para pengunjung dapat meneropong indahnya hamparan Danau Limboto, pemandangan kawasan Telaga, Tapa, Kota Gorontalo dari ketinggian Dulamayo.
Di Dulamayo Utara, siapapun yang bertandang ke kawasan ini dapat menikmati sejuknya Air Terjun dengan suasana alam yang asri.
Dari berbagai potensi yang prospektif yang dimilikinya tersebut, maka tidak mengherankan jika Bupati Gorontalo Prof. Nelson Pomalingo, terus memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan kawasan Dulamayo.
Pada tahun 2017-2018 misalnya, Bupati Nelson menggelontorkan anggaran sekitar Rp. 14 milyar lebih untuk perbaikan jalan di kawasan ini yang selama puluhan tahun lamanya rusak dan terabaikan.
Tidak hanya itu saja, Bupati Prof. Nelson juga melakukan gerakan penanaman 5000 pohon untuk menunjang Dulamayo sebagai kawasan konservasi.
Pada periode pertama kepemimpinannya, Bupati Nelson juga mencanangkan Dulamayo sebagai kawasan wisata edukasi dan laboratorium alam yang membuka ruang seluas-luasnya bagi para peneliti,akademisi dan mahasiswa untuk melakukan eksplorasi keilmuan tentang kekayaan alam di Dulamayo.
Kiat lainnya yang sangat jarang terjadi pada pemerintahan sebelumnya, yakni Bupati Prof. Nelson Pomalingo sering, bahkan sudah tidak terhitung banyaknya, melaksanakan kegiatan-kegiatan pemerintahan di Puncak Dulamayo dengan mengajak dan memboyong pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Puncak Dulamayo.
Hal itu sengaja dilakukan Bupati Nelson, untuk membuka cakrawala berpikir para pimpinan OPD untuk berkreasi dan berinovasi melalui program-program pemerintahan untuk masyarakat Dulamayo.
Selain itu, Bupati Nelson juga sering mengundang dan mengajak para pejabat dari pemerintah pusat hingga menginjakkan kaki di puncak Dulamayo, termasuk yang teranyar menghadirkan Wakil Ketua MPR-RI Fadel Muhammad di Puncak Dulamayo.
Termasuk di dalamnya, Bupati Prof. Nelson juga membangun Pusat Konservasi Budaya di Talumelito yang bertetangga dengan Dulamayo dan mencanangkan gerakan penanaman tanaman adat di kawasan ini.
Bahkan untuk kepentingan masyarakat Dulamayo ke depan,
Bupati Nelson telah memberikan perhatiannya dengan mewacanakan sekaligus mengusulkan pemekaran Dulamayo dengan nama Kec. Talaga Puncak untuk mendekatkan pelayanan pemerintahan kepada masyarakat
Tidak hanya itu saja, pada penghujung tahun 2023 ini, Bupati Nelson mencanangkan Festival Dulamayo yang diharapkan menjadi agenda rutin Pemerintah Kab. Gorontalo untuk mengangkat pamor kawasan ini ke depan.
Bentuk perhatian Bupati Nelson terhadap kawasan puncak Dulamayo Kec. Telaga Biru ini, sebenarnya tidak sekadar merujuk pada potensi alam kawasan ini, tapi juga mengacu pada aspek kesejarahan kawasan Dulamayo dari masa ke masa.
Sebagai orang Gorontalo yang lahir dan dibesarkan di Kelurahan Dutulanaa Limboto, kemudian tinggal serta menetap di Tuladenggi Telaga Biru, Bupati Prof. Nelson sangat akrab dengan cerita dan kisah heroisme masyarakat Dulamayo yang dikisahkan secara turun-temurun.
Kawasan puncak Dulamayo yang saat ini terdiri dari 6 desa, yakni Desa Dulamayo Selatan, Dulamayo Utara, Dulamayo Barat, Desa Modelidu, Tonala, dan Tapaluluo pada tahun 1800-an masih menjadi bagian dari Desa Ulapato.
Pada masa itu, Ulapato dipimpin oleh seorang Tauda’a yang akrab disapa oleh masyarakatnya sebagai “Ti Ulapato” yang sangat disegani dan dihormati oleh rakytnya.
Ti Ulapato juga dikenal sebagai sosok yang sakti dan memiliki kekuatan supranatural yang sering melakukan tirakat di kawasan ini.
Selain itu, dari berbagai kisah para leluhur yang dituturkan secara turun-temurun,kata Dulamayo sangat terkait erat dengan seorang tokoh yang akrab disebut oleh masyarakat di kawasan ini sebagai “Te Dula yang menjabat sebagai “Mayulu” di Pohala’a Hulonthalangi yang juga sangat dicintai dan dibanggakan oleh masyarakat Dulamayo kala itu.
Dalam versi yang lain, Dulamayo juga secara Bahasa dimaknai sebagai kawasan “podudula mayongo” atau masyarakatnya yang saling berkunjung dan bersilaturahmi di sebuah kawasan yang “Mayongo” atau tenang,aman dan tentram dengan kesejukannya yang merasuk ke dalam kalbu.
Dari fenomena sosial dan kondisi alamnya yang adem dan tenang tersebut, maka lama-kelamaan kawasan ini disebut “Dulamayo” yang berasal dari padanan kata “dudula-mayongo”.
Kini, berkat perhatian dan keberpihakan Pemerintah Kab. Gorontalo di era kepemimpinan Bupati Nelson Pomalingo, masyarakat Dulamayo mulai bangkit dan bergeliat dengan dinamika kehidupan yang kian progresif.
Sebutlah misalnya produk Gula aren (Pahangga) Dulamayo yang sudah diproduksi secara massal oleh masyarakat sudah mulai menembus pasar nasional bahkan sudah ada yang diekspor ke negeri tetangga. Demikian juga dengan dodol durian Dulamayo juga sudah mulai dikenal luas di kalangan masyarakat Gorontalo.
Jika dulu, Dulamayo identik dengan medan kehidupan dengan kondisi alamnya yang berat, kini untuk memasuki kawasan ini sudah tidak sesulit seperti dulu lagi, jalannya yang sudah mulus yang memberikan ruang bagi siapapun untuk menikmati pesona puncak Dulamayo yang asri, sejuk dengan pemandangan yang sungguh menakjubkan.