Pemkot Surakarta menyebut kegiatan Solo Great Sale (SGS) yang diselenggarakan selama bulan Mei berkontribusi cukup besar bagi pajak daerah. Kenaikan omzet sendiri tembus hingga dua kali lipatnya.
Sekretaris Daerah Kota Surakarta, Budi Murtono mengatakan, pemerintah telah mencatat nilai pajak yang diperkirakan bisa diperoleh dari kegiatan tersebut.
“Sejauh ini baru pajak hotel yang bisa kami perkirakan karena ada sistem booking, kalau restoran terkait dengan pelaporan pajak pada tanggal 10 bulan selanjutnya. Artinya baru diketahui pada tanggal 10 bulan ini,” kata Budi, diutip dari Inilahjateng.com, Sabtu (8/6/2024).
Bahkan tercatat selama SGS dari kelompok hotel ada kenaikan omzet sekitar dua kali lipat.
“Yang biasanya di periode normal sebesar Rp7 miliar, kali ini tembus Rp15 miliar. Pajaknya 10 persen dari itu,” ujarnya.
Menurutnya selama penyelenggaraan Solo Great Sale (SGS) yang bersamaan dengan acara HUT ke-44 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-52, Solo kedatangan banyak tamu dari luar kota.
“Pengunjung yang hadir pada HKG PKK saja ada sekitar 6.000 orang yang berkumpul di Solo. Ini memberikan dampak positif bagi hotel dan restoran,” bebernya.
Sementara itu, Ketua KADIN Kota Surakarta Ferry Septha Indrianto mengaku, penyelenggaraan SGS merupakan bagian dari upaya KADIN sebagai percepatan ekonomi daerah.
“Ketika bicara SGS, dampaknya bukan lagi rupiah. Sekarang saya fokusnya bagaimana membuat kolaborasi yang kuat. Urgensi Solo butuh kolaborasi dengan daerah sekitar,” ungkapnya.
Bahkan sebagai upaya percepatan aglomerasi, belum lama ini pihaknya telah menandatangani nota kesepahaman dengan KADIN di berbagai daerah di Soloraya.
“Pintu paling mudah mengembangkan Solo Raya adalah pintu pariwisata dan pintu investasi. Komitmen kami adalah mengurai agar semua daerah tidak ada yang tertinggal dalam mendapatkan kemanfaatan, pertumbuhan ekonomi, dan berperan pada perputaran ekonomi,” tandasnya.