Wednesday, 03 July 2024

Hakikat Kebahagian Bukan Cuma Urusan Duniawi, Begini Penjelasan Ulama Al Azhar Mesir

Hakikat Kebahagian Bukan Cuma Urusan Duniawi, Begini Penjelasan Ulama Al Azhar Mesir

“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla telah menjadikan kebahagiaan dan kelapangan hati pada keridhaan dan keyakinan, dan Allah telah jadikan kekhawatiran dan kesedihan pada sebuah keraguan dan ketidakridhaan”

Apa itu kebahagian? Menurut KBBI kebahagiaan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan kesenangan, ketentraman hidup secara lahir dan batin yang maknanya adalah untuk meningkatkan visi diri.

Sherry Benton, pendiri dan kepala bagian sains sumber terapi online ,TAO Connect di Golden, Colorado, mengatakan bahwa tidak ada satu konsep kebahagiaan yang berlaku untuk setiap individu. Secara umum, kebahagiaan dapat diartikan sebagai perasaan puas dengan hidup.

Sedangkan secara biologis, hal tersebut terkait dengan pelepasan dopamin, neurotransmitter yang terlibat dalam perasaan senang.

“Kebahagiaan lebih merupakan keterampilan yang dapat kita kerjakan setiap hari dengan secara aktif memilih pikiran, koneksi, dan keyakinan yang membuat kita merasa baik,” kata Benton.

Sementara menurut Imam Al-Ghazali, kebahagiaan bisa di capai ketika manusia sudah mampu menundukkan nafsu, dan mengganti dengan sifat malaikat (suci).

(Sumber Foto: Gettyimages)	13-05-2024
Ilustrasi bahagia. (Foto:GettyImages)

Menurut Imam Al-Ghazali, orang yang memiliki bahagia tertinggi adalah manusia yang telah terbuka hijabnya terhadap Allah, sehingga ia merasa dirinya terkontrol oleh Allah dimanapun kapanpun.

Bahagia Haruskah Hanya Urusan Dunia?

Pertanyaan selanjutnya, apakah kebahagian hanya urusan dunia? Misal ketika mendapat tiket konser, mendapat promosi di tempat kerja, naik gaji, banyak harta dan lain sebagainya.

Syekh Yusri Rusydi Jabr al-Hasani hafidzahullah, salah satu ulama dari al Azhar Mesir, dikutip dari sanadmedia, mengatakan hakekat kebahagiaan bagi seorang mukmin tidak terkait dengan urusan duniawi.

Sesungguhnya menurut Syekh Yusri, kebahagiaan itu adalah apa yang telah baginda Nabi Muhammad SAW sabdakan kepada kita:

إن الله عزَّ وجل بقسطه، جعل الفرح والروح في الرِّضا واليقين وجعل الغم والحزن في الشَّك والسّخط

Baca Juga:  200 Unit Galaxy S24 Ultra Kawal Siaran Pembukaan Olimpiade Paris 2024

Artinya: “Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla telah menjadikan kebahagiaan dan kelapangan hati pada keridhaan dan keyakinan, dan Allah telah jadikan kekhawatiran dan kesedihan pada sebuah keraguan dan ketidakridhaan.”(HR. Al Mundziri)

Ini pengertian kebahagiaan menurut baginda Nabi SAW yang telah diajarkan kepada umat.

Baginda mengajarkan makna kebahagiaan sesuai dengan pandangan seorang Nabi, seorang utusan Allah yang mengetahui kemaslahatan hamba-Nya. 

Kebahagiaan ada pada makna keridhaan, yaitu ridha terhadap segala sesuatu yang telah Allah tuliskan untuk kita. Ridha terhadap apapun yang terjadi kepada kita, dengan qadha dan takdir-Nya.

Keridhaan merupakan hasil dari keimanan seorang mukmin yang beriman kepada Tuhan yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu yang terbaik untuk hamba-Nya.

berdoa memohon ampun kepada Allah SWT
Ilustrasi berdoa memohon ampun kepada Allah SWT. (Foto: Getty Images).

Ketika seorang mukmin diberi karunia sebuah kenikmatan oleh Allah Ta’ala, maka hendaknya dirinya ridha dengan menggunakan kenikmataan itu pada hal yang Allah ridhai.

Ketika seorang diberi cobaan oleh-Nya, maka hendaknya ridha terhadap cobaan ini, yaitu dengan bersabar , sehingga dirinya mendapatkan pahala yang tidak ada batasnya.

Allah telah berfirman,

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Artinya, “Sesungguhnya Allah memberikan pahalanya orang-orang yang bersabar dengan tanpa batas.” (QS. Az Zumar:10)

Sebaliknya, kesengsaraan adalah ketika seorang mukmin itu tidak ridha terhadap apa yang Allah berikan kepadanya.

Ketika Allah Ta’ala memberikan sebuah cobaan kepada seorang mukmin, maka ketahuilah bahwa Allah benar-benar telah mencintainnya. Allah akan memberikan ridha-Nya, jikalau dirinya juga ridha terhadap apa yang menimpanya. Hal ini sebagaimana dalam sabda baginda Nabi SAW

وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

Artinya, “Dan sesungguhnya ketika Allah mencintai sebuah kaum, maka Allah akan memberikan cobaan bagi mereka. Maka barang siapa yang ridha (terhadap cobaan ini) maka baginya keridhaan Allah, dan barang siapa yang marah maka baginyapun murka Allah.” (HR. turmudzi).

Baca Juga:  Sambut 16 Besar Euro 2024, EA Sports FC Mobile dan MILLS Sports Gelar Event Game di Sarinah

Selagi kita yakin, bahwa tidaklah sesuatu di dunia ini terjadi melainkan atas kehendak Allah, maka hendaklah kita ridha, sehingga keridhaan ini akan menjadikan ridha Allah kepada kita, dan memasukkan kita kepada surga keridhaan di dunia sebelum masuk surga-Nya di akhirat nanti.

جنة المعارف قبل جنة الزخاريف

Artinya, “Surga kemakrifatan kepada Allah Ta’ala sebelum surga keindahan di akhirat.” 

Wallahu a’lam..