Wednesday, 03 July 2024

Hasto Nilai Intimidasi Polisi dalam Pentas Butet Berlebihan

Hasto Nilai Intimidasi Polisi dalam Pentas Butet Berlebihan

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (Sekjen PDIP) Hasto Kristiyanto menyayangkan tindakan intimidasi pihak kepolisian saat pertunjukan pentas seni karya Butet Kartaredjasa beberapa waktu lalu. Menurutnya, pertunjukan budaya tersebut merupakan karya seni untuk menyampaikan ekspresi termasuk kritik.

“Itu kan suatu ekspresi, termasuk politik melalui kebudayaan juga  menyampaikan sarana kritik dan otokritik,” kata Hasto di Gedung High End, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (6/12/2023).

Hasto lantas menyesalkan tindakan para kepolisian tersebut lantaran dianggap terlalu berlebihan. Campur tangan aparat penegak hukum, bahkan dalam ranah kebudayaan, berpotensi memperkuat asumsi masyarakat akan lahirnya kembali orde baru (orba).

“Itu suatu tindakan yang berlebihan,” ungkapnya.

Sebelumnya, kubu Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo-Calon Wakil Presiden (Cawapres) Mahfud MD menyesalkan dugaan intimidasi yang dilakukan polisi terhadap pentas teater seniman Butet Kartaredjasa dan penulis naskah Agus Noor.

Menurut Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Abdullah Masur, intimidasi tersebut masuk ke ranah kebebasan berekspresi terutama di dunia seni. Kebebasan berekspresi sendiri sudah memiliki rambu-rambu yang jelas di undang-undang pada era demokrasi.

“Kalau seandainya aparat kepolisian masuk, mengintimidasi, atau meminta tidak boleh ini, tidak boleh itu sebelum acara dimulai, apalagi sebelum diketahui pentasnya pentas apa. Menurut saya itu sangat disesalkan,” ujar Abdullah, Selasa (5/12/2023).

Dia menjelaskan, hal tersebut dapat membuat sang penulis skenario merasa terganggu dengan kehadiran kepolisian dan akan mengganggu kebebasan berekspresi dari seniman itu sendiri, yang sudah jelas dilindungi undang-undang.

“Padahal para budayawan para seniman itu juga bukan orang yang tidak mengerti aturan. Mereka paham omongan ini dilarang, omongan ini boleh itu rambu-rambu itu para seniman sudah memahaminya seniman itu kan orang-orang pintar. Jadi tidak harus dikhawatirkan oleh aparat negara, ini bukan zaman Orde Baru,” kata Abdullah.

Baca Juga:  Berkaca Hasil Pileg, Airlangga Putuskan Nasib RK di Jakarta atau Jabar Lewat Survei