Thursday, 10 July 2025

Istana Tegaskan RI tak Akan Keluar dari BRICS Meski Trump Ancam Tambah Tarif 10 Persen

Istana Tegaskan RI tak Akan Keluar dari BRICS Meski Trump Ancam Tambah Tarif 10 Persen

Reyhaanah Medium.jpeg

Rabu, 9 Juli 2025 – 19:38 WIB

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi (kiri) di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Rabu (9/7/2025). (Foto: Inilah.com/Reyhaanah).

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi (kiri) di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Rabu (9/7/2025). (Foto: Inilah.com/Reyhaanah).

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi menegaskan sikap Indonesia tak akan keluar dari BRICS, meski Presiden AS Donald Trump mengancam akan menambah tarif resiprokal 10 persen.

Sehingga total tarif resiprokal atau timbal balik yang dikenakan pemerintah AS terhadap seluruh produk Indonesia, naik dari32 persen menjadi 42 persen. Aturan ini mulai diberlakukan pada 1 Agustus 2025.

“Enggak (keluar dari BRICS). Jadi, per hari ini, dapat kami sampaikan adalah kita tetap melanjutkan upaya untuk bernegosiasi dengan pemerintah Amerika Serikat (AS),” kata Menseneg Prasetyo di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Rabu (9/7/2025).

Baca Juga:  Masa Sidang IV Dibuka, Puan: DPR Fokus Bahas RAPBN 2026 dan Pelaksanaan APBN 2024

Politikus Partai Gerindra kelahiran Ngawi, Jawa Timur ini, melanjutkan, Trump memberi tenggat waktu sampai 1 Agustus 2025, berkenaan tarif resiprokal sebesar 32 persen.

Di jeda waktu tersebut, kata dia, sejak Selasa malam (8/7/2025),  koordinasi dengan Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto terus dilakukan. Yang diberi tugas Presiden Pabowo Subianto untuk melanjutkan negosiasi tarif resiprokal itu.

“Di situ kan dibuka beberapa ruang juga. Kalau kaitannya dengan rencana tambahan tarif 10 persen untuk anggota BRICS, kami merasa itu bagian dari keputusan kita. Kalau kita gabung BRICS, kemudian ada konsekuensinya, mau tidak mau, kita akan hadapi,” tuturnya.

Di sisi lain, Mensesneg Prasetyo menepis adanya spekulasi yang menyebut telah terjadi deadlock alias kebuntuan dalam negosiasi tarif yang dilakukan sejak bulan lalu.

“Bukan deadlock, namanya juga negosiasi, kan saling memberikan tawaran. Dari Pemerintah Indonesia sudah memberikan tawaran kan. Kalau kemudian belum diterima pemerintah AS, ya kita coba lakukan negosiasi ulang,” sebut Mensesneg Prasetyo.

Baca Juga:  Ekspor Listrik EBT ke Singapura, ReforMiner: Jawaban Polemik Skema Power Wheeling

Meski begitu, ia menyatakan sebenarnya Indonesia sudah merasa hal yang ditawarkan kepada pemerintah AS sudah cukup menjawab yang selama ini menjadi catatan sana.

Sebelumnya, Trump sempat mengunggah pernyataan tegas di platform media sosialnya, mengancam akan mengenakan tarif ekstra 10 persen kepada negara-negara yang dinilainya mendukung ‘kebijakan anti-Amerika’ dari kelompok BRICS.

“Negara mana pun yang mendukung kebijakan anti-Amerika dari BRICS akan dikenakan tarif tambahan sebesar 10 persen,” tulis Trump melalui akun media sosialnya @realDonaldTrump.

Ia bahkan menegaskan, “Tidak akan ada pengecualian untuk kebijakan ini. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini!”
    

Topik
Komentar