Kepala Dinas P2PA provinsi Gorontalo, Yana Yanti Suleman mengungkapkan sejumlah data tentang kekerasan terhadap Perempuan dan anak yang terjadi di provinsi Gorontalo per Oktober 2023.
“Di provinsi Gorontalo, kekerasan terhadap Perempuan dan Anak hingga bulan Oktober 2023 adalah sebanyak 268 kasus,” ucapnya dalam Workshop Peningkatan Kualitas Keluarga dalam Mewujudkan Kesetaraan Gender dan Hak Anak bagi Sumber Daya Manusia di Lembaga Layanan Keluarga.
“Jadi kalau dibagi 10, sekitar rata-rata 1 bulan ada 26 kasus. Jika digenapkan 30, satu hari ada satu kasus. Jadi saat kita berada disini (per hari ini), terjadilah 1 kasus kekerasan perempuan dan anak,” sambungnya. Senin (6/11/2023).
Data itu menurut Yana merupakan data yang terlaporkan dan tercatat oleh Dinas PPPA, diluar data yang tidak terlaporkan.
Di tahun 2022 lanjut ia menjelaskan, tercatat ada 377 kasus. Angka itu kata Yana lebih banyak dari tahun 2021 sebanyak 595 kasus.
“Jadi memang ada penurunan kasus dari tahun ke tahun,” imbuhnya.
Disisi lain ungkap Yana, capaian Indeks Kualitas Keluarga tahun 2020 sampai 2021 di provinsi Gorontalo dapat dikatakan trennya menjadi positif meski tak selalu signifikan.
“Dalam indeks kualitas keluarga terdapat 17 indikator yang capaiannya berubah lebih baik. Terdapat 2 capaian, yaitu 2 dimensi membentuk IKK berubah menjadi lebih baik yaitu dimensi kualitas ketahanan fisik,” urai Yana menjelaskan dalam laporannya.
Jadi Kualitas Ketahanan Fisik keluarga provinsi Gorontalo lanjut Yana, terjadi peningkatan sebesar 5,96 poin. Dan dimensi Ketahanan Sosial Budaya meningkat di angka 13,94 poin.
Meski begitu, Yana mengakui, ada 3 capaian dimensi pembentuk Indeks Kualitas Keluarga trennya mengarah pada skala menjadi lebih buruk.
“Yaitu dimensi Kualitas Legalitas Struktur atau KLS mengalami penurunan sebesar -0,8 poin dan dimensi Kualitas Ketahanan Ekonomi mengalami penurunan sebesar -0,73 poin, jelas Yana.
Selain itu, dimensi Kualitas Ketahanan Psikologi mengalami penurunan sebesar -0,34 yang menurutnya ada kaitan dengan beberapa peristiwa bunuh diri yang tetrjadi di provinsi Gorontalo.
“Mungkin ini ada kaitannya dengan anak-anak kita yang kemarin ada yang sampai bunuh diri. Capaian IKK mengalami peningkatan 2,85 menjadi lebih baik dari 70,32 di tahun 2022 menjadi 73,16 di tahun 2021,” ucap Yana.
“Untuk mewujudkan hal ini, eksistensi atau keberadaan dari Puspaga menjadi sangat penting akan kita bahas pada hari ini, untuk membantu menekan angka kekerasan pada perempuan dan anak di provinsi Gorontalo” sambung Yana menandaskan.