Saturday, 28 June 2025

Kenapa Trump Membenci Calon Walkot New York Zohran Mamdani? Ini Jawabannya

Kenapa Trump Membenci Calon Walkot New York Zohran Mamdani? Ini Jawabannya


Presiden AS Donald Trump memang tak pernah kehabisan amunisi untuk bikin geger. Kali ini, sasarannya adalah Zohran Mamdani, calon Wali Kota New York dari Partai Demokrat. Trump terang-terangan menunjukkan kebenciannya, bahkan mencela Mamdani di media sosial kesayangannya, Truth Social.

Bayangkan, dalam pemilihan pendahuluan Demokrat untuk menentukan calon Wali Kota New York pada 4 November nanti, Mamdani berhasil menang telak. Ia bahkan sukses mengalahkan eks Gubernur New York, Andrew Cuomo, yang namanya sudah malang melintang.

Kekesalan Trump ini ia tumpahkan di Truth Social pada Kamis (25/6/2025). “Zohran Mamdani, seorang 100 persen komunis gila, yang baru saja menang pemilihan primary Demokrat dan dalam perjalanan jadi wali kota,” kata Trump, menyemburkan kata-kata pedasnya.

Tak cukup sampai di situ, Trump melanjutkan, “Kita sudah pernah punya politikus sayap kiri radikal sebelumnya, tapi yang satu ini sudah kelewatan. Penampilannya sangat buruk, suaranya menyakitkan didengar, dan tak terlalu pintar.”

Tapi, kenapa sih Trump sebegitu bencinya sama Mamdani? Bukan cuma karena Mamdani dari Demokrat, ada beberapa faktor lain yang bikin Trump geram. Mari kita bedah!

1. Tolak Agresi Israel: Ini yang Bikin Panas!

Mamdani dikenal sebagai politikus yang lantang mengkritik agresi Israel di Gaza, Palestina. Ia tak gentar, bahkan pada Oktober 2024 lalu, dengan tegas menyebut negara pimpinan Benjamin Netanyahu itu melakukan genosida.

Baca Juga:  Iran Ancam Blokade Selat Hormuz, Apa Pentingnya Perairan Ini?

“Saya akan selalu jelas dalam bahasa saya dan berdasarkan fakta: Israel melakukan genosida,” kata dia, dikutip Al Jazeera.

Tak hanya kritik verbal, Mamdani juga merupakan pendukung berat gerakan boikot, divestasi, dan sanksi (BDS) untuk produk-produk yang berafiliasi dengan Israel.

Politikus Muslim berusia 33 tahun ini jelas bertolak belakang dengan posisi AS. Washington adalah sekutu dekat Israel, bahkan kerap menggelontorkan bantuan besar ke Negeri Zionis itu, terutama saat agresi gencar-gencarnya di Gaza. Jadi, sudah bisa ditebak kan, kenapa Trump yang pro-Israel bisa murka?

2. Siap Tangkap Netanyahu: Berani Mati!

Pernyataan ini mungkin jadi pemicu utama kemarahan Trump. Pada Desember 2024 lalu, Mamdani sempat membuat komitmen berani jika terpilih menjadi Wali Kota New York. Saat diwawancarai oleh sebuah media, ia ditanya apa yang akan dilakukan jika Netanyahu berkunjung ke New York.

Jawabannya bikin geger: “Sebagai wali kota, saya akan menangkap Netanyahu jika datang ke New York. Ini adalah kota yang nilainya sejalan dengan hukum internasional,” jawab Mamdani, dikutip Al Jazeera, Rabu (25/6/2025).

Baca Juga:  Usai Dua Orang Tewas, Polisi Tutup Kawasan Tambang Ilegal Argasunya Cirebon

Ia lalu menambahkan, “Sudah saatnya tindakan kita juga sejalan.”

Di bawah pemerintahan Trump, AS memang tampak sangat lunak terhadap Netanyahu. Mereka bahkan ikut menggempur situs nuklir Iran saat negara itu sedang perang melawan Israel. Jadi, pernyataan Mamdani ini jelas seperti menampar wajah kebijakan luar negeri Trump.

3. Didukung Kelompok Progresif: Musuh Bebuyutan Trump!

Faktor lain yang tak kalah penting adalah dukungan dari kelompok progresif. Mamdani adalah representasi dari ideologi ini.

Kita tahu, Trump adalah sosok konservatif, populis, dan ultra nasionalis. Ia membenci gagasan apa pun yang berbau liberalisme atau ideologi progresif. Baginya, siapa pun yang tak sehaluan dengannya, langsung dicap ‘kiri gila’ atau ‘komunis’. Trump juga sangat sering mengkritik, bahkan meremehkan, kebijakan dan tokoh-tokoh progresif, terutama terkait isu imigrasi.

Jadi, ketika Mamdani yang berideologi progresif menang telak dan berpotensi jadi orang nomor satu di New York, bagi Trump itu adalah mimpi buruk. Sebuah ancaman terhadap nilai-nilai yang ia pegang teguh.

Akankah pertarungan ini semakin panas jelang November nanti? Yang jelas, drama politik di Negeri Paman Sam ini patut terus kita ikuti.