Thursday, 26 June 2025

Komisi V DPR Mau Cecar Basarnas terkait Proses Evakuasi WN Brasil di Rinjani

Komisi V DPR Mau Cecar Basarnas terkait Proses Evakuasi WN Brasil di Rinjani


Komisi V DPR RI bakal memanggil Basarnas untuk meminta penjelasan terkait proses evakuasi warga negara (WN) Brasil, Juliana Marins (27) yang jatuh di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Anggota Komisi V DPR RI Adian Napitupulu mengatakan, pihaknya bakal mendalami dan meminta penjelasan ke Basarnas terkait proses evakuasi tersebut. Pasalnya, hal itu menjadi sorotan hingga menuai kritik dari WNA.

“Harus bisa dong (hadir untuk rapat), kenapa enggak? Harus bisa, kan enggak boleh terulang yang kayak begitu. Banyak yang harus kita dalami ya. Bagaimana sih medannya, katanya medannya sangat buruk dan sebagainya,” ujar Adian kepada wartawan di Jakarta, dikutip Kamis (26/6/2025).

Dia menjelaskan, peristiwa yang dialami oleh warga negara Brasil tersebut tak bisa disimpulkan bahwa negara tak mampu menjalankan tugasnya. Menurutnya negara mampu dan memiliki sumber daya yang cukup untuk melakukan proses evakuasi.

Baca Juga:  PM Australia: Alasan Blokade Israel di Gaza tidak Dapat Dipercaya

“Gini-gini, kita itu tidak boleh mengatakan negara tidak mampu. Perorangan bisa tidak mampu, kalau negara harus mampu gitu loh,” kata dia.

Sebelumnya, Pendaki asal Brasil Juliana (27) yang terjatuh di Gunung Rinjani ditemukan tim SAR gabungan sudah dalam keadaan meninggal dunia pada Selasa (24/6/2025) di kedalaman sekitar 600 meter.

Kepala Kantor SAR Mataram Muhamad Hariyadi mengatakan salah satu personel berhasil mencapai lokasi korban di jurang pada Selasa (24/6) sekitar pukul 18.00 Wita, di datum point.

“Setelah pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan pada korban,” kata Hariyadi.

Konfirmasi status meninggal dunia diperkuat setelah tiga personel lainnya menyusul turun dan memastikan kondisi korban. Jenazah kemudian langsung dibungkus untuk persiapan evakuasi.

“Menyusul temuan ini, tim SAR yang berada di Last Known Position (LKP) atau lokasi terakhir korban terlihat, segera menyiapkan sistem evakuasi,” ucapnya.

Baca Juga:  Saksi Ungkap Grup Telegram Bernama “Hulk” untuk Input Situs Judol yang Bakal Diamankan

Tujuh personel melakukan flying camp atau menginap di sekitar lokasi, dengan tiga orang di anchor point kedua (kedalaman 400 meter) dan empat orang lainnya berada di samping korban (kedalaman 600 meter).

Keputusan untuk menunda evakuasi dikarenakan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan dan visibilitas yang sangat terbatas. Proses evakuasi dilanjutkan pagi hari ini, Rabu (25/6/2025), dimana jenazah rencananya akan diangkat (lifting) terlebih dahulu ke atas (LKP).

“Kemudian dievakuasi dengan ditandu menyusuri rute pendakian menuju Posko Sembalun,” ujarnya.

Selanjutnya, kata dia, dari Posko Sembalun, jenazah akan dievakuasi menggunakan helikopter menuju RS Bhayangkara Polda NTB untuk penanganan lebih lanjut.

“Seluruh tim berharap proses evakuasi yang akan dilaksanakan pagi ini dapat berjalan lancar dan aman sesuai rencana,” katanya.