Wednesday, 03 July 2024

Kontraproduktif bagi Industri dan Kemaslahatan Umat, BSI Cuma Proyek Ambisius

Kontraproduktif bagi Industri dan Kemaslahatan Umat, BSI Cuma Proyek Ambisius


Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyayangkan konsolidasi industri perbankan syariah nasional, yang dilakukan terlalu dini. Ia menilai kehadiran Bank Syariah Indonesia (BSI) hanyalah sekadar memuaskan ambisi pemerintah saja.

“Di tahap ketika market share perbankan syariah masih sangat rendah, masih dibawah 7 persen dari aset industri perbankan nasional, semata demi mengejar ambisi memiliki pemain besar di tingkat global,” kata Yusuf kepada Inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Minggu (23/6/2024).

Menurut dia, konsolidasi perbankan syariah, nyatanya kontraproduktif bagi perkembangan industri dan kemaslahatan umat.

Kebijakan merger tiga bank BUMN syariah ini, ia nilai, sebenarnya tidak substantif, hanya gimmick yang tidak menghasilkan kemajuan bagi industri perbankan syariah Sebab, market share-nya tetap kecil.

Ia menjelaskan, industri perbankan syariah nasional akan melesat, jika kebijakan yang ditempuh adalah konversi bank BUMN konvensional, misalnya dengan konversi BTN menjadi bank syariah.

Yusuf menambahkan, konsolidasi prematur di industri perbankan syariah justru telah mencegah bank syariah mendalami ceruk pasar yang spesifik, dan menjadi besar dengan strategi spesialisasi bisnis.

“Konsolidasi prematur juga membatasi pilihan konsumen bank syariah, terlebih ketika sebuah bank syariah memiliki positioning dan core business yang unik, dan telah tertanam kuat di benak konsumen,” ucap dia.

Digabungnya tiga bank BUMN syariah pada 2021 yang melahirkan BSI, industri perbankan syariah nasional malah kehilangan bank syariah yang memiliki spesialisasi dalam pembiayaan mikro, untuk usaha kecil yang melekat pada BRI Syariah.

Ke depan, tutur dia, bank BUMN syariah yang merupakan market leader di bidangnya masing-masing semestinya dibiarkan terus eksis dan diperkuat permodalannya, sehingga market share industri perbankan syariah bisa meningkat signifikan.

Baca Juga:  Permintaan Tumbuh Terus, Mendag Zulhas Lepas Ekspor 190 Ton Kopi Deli

Dan untuk menciptakan bank syariah level global saat ini, selayaknya pemerintah mendorong pemain baru pendamping BSI. “Langkah strategis di sini adalah konversi BTN menjadi bank syariah, untuk kemudian BTN Syariah melebur ke dalamnya,” tuturnya.

Langkah ini menurutnya, akan mendongkrak market share perbankan syariah kita dari kisaran 7 persen saat, ini menembus 10 persen.

“Dengan di saat yang sama kita berpotensi memiliki wakil di jajaran 10 bank syariah terbesar di dunia. Hanya setelah itu baru kita bisa bicara ambisi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri perbankan syariah global,” ujarnya.

Diketahui, BSI kini tengah jadi sorotan karena PP Muhammdiyah menarik dana Rp15 triliun. Atas peristiwa ini Komisi VI DPR mendesak BSI terbuka soal hal ini ke publik, seraya juga menyerukan perbaikan diri dalam hal profesionalitas dan layanan kepada konsumen.

“Saya belum mendapat kepastian mana yg benar atas latar belakang kejadian ini, namun BSI harus profesional dan menjaga kepercayaan costumer dengan baik,” kata anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Demokrat Herman Khaeron, Minggu (23/6/2024).

Insiden penarikan dana ini, tutur dia, harus jadi momentum untuk mengevaluasi kinerja BSI, mengingat sebelum ada kejadian ini BSI juga pernah jadi sorotan publik soal keamanan jaringan.

“Dan ini kejadian yang mendapat perhatian publik kedua, setelah sebelumnya kena serangan hacker dan shut down,” tutur dia.