Wednesday, 03 July 2024

Kronologi Pesawat Garuda Indonesia Haji Kloter 5 Makassar Putar Balik Akibat Mesin Terbakar

Kronologi Pesawat Garuda Indonesia Haji Kloter 5 Makassar Putar Balik Akibat Mesin Terbakar


Penerbangan jemaah haji kelompok terbang (kloter) lima Embarkasi Makassar (UPG-05) mengalami kendala serius ketika pesawat Garuda Indonesia yang membawa mereka harus kembali ke landasan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin akibat kerusakan hingga mengeluarkan percikan api pada salah satu mesin bagian kanannya. 

Insiden ini terjadi pada Rabu (15/5/2024) dan mendapat perhatian serius dari Kementerian Agama yang meminta Garuda Indonesia untuk lebih profesional dalam menangani penerbangan haji.

Berikut kronologi kejadian tersebut

Awal Penerbangan

Pesawat Garuda Indonesia dengan kode penerbangan GIA 1105, yang membawa 450 jemaah haji asal Gowa, lepas landas dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin sekitar pukul 15.30 WITA.

Pesawat ini termasuk dalam kloter lima Embarkasi Makassar (UPG-05). 

Mesin Bagian Sayap Kanan Terbakar

Tidak lama setelah lepas landas, pesawat mengalami kerusakan pada salah satu mesinnya. Pendaratan darurat segera dilakukan usai mesin pada sayap sebelah kanan terbakar.

Pilot segera memutuskan untuk kembali ke bandara guna memastikan keselamatan seluruh penumpang.

Sebelum mendarat, pesawat harus berputar di udara untuk mengurangi bahan bakar demi keamanan pendaratan darurat. Proses ini memakan waktu hingga hampir dua jam.

Pendaratan Darurat

Pada pukul 17.15 WITA, pesawat berhasil mendarat kembali di Bandara Sultan Hasanuddin dengan selamat. Jemaah haji kemudian dievakuasi menuju Asrama Haji Embarkasi Sudiang Makassar untuk beristirahat dan menunggu jadwal penerbangan selanjutnya. 

Penerbangan GA-1105 yang dioperasikan dengan armada B747-400 diberangkatkan dari Bandara Sultan Hasanuddin pada pukul 15.30 Wita dan seharusnya dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Prince Mohammad bin Abdulaziz, Madinah pada pukul 21.10 waktu setempat.

Penerbangan itu mengangkut 450 penumpang jemaah haji Embarkasi Makassar dari kelompok terbang (Kloter) V dan 18 awak pesawat.

Baca Juga:  Ketangkep Habis Nyabu Bersama Teman Wanita, Virgoun Sulit Ditemui Keluarga

Tanggapan Kemenag

Menanggapi insiden ini, Juru Bicara Kementerian Agama, Anna Hasbie, menyatakan bahwa Garuda Indonesia telah menyampaikan permohonan maaf kepada jemaah dan Kementerian Agama. 

Namun, Anna menegaskan bahwa pihaknya menyayangkan kejadian ini dan menuntut Garuda Indonesia untuk lebih profesional karena keselamatan penerbangan jemaah adalah prioritas utama.

“Garuda Indonesia harus profesional karena ini berkaitan dengan keselamatan penerbangan jemaah. Kita minta kejadian seperti ini tidak terulang,” tegas Anna.

Kemenag segera mengadakan rapat koordinasi untuk memberikan respons cepat atas masalah ini dan dampaknya. Rapat tersebut dihadiri oleh Sekjen Kemenag M Ali Ramdhani, para Staf Khusus dan Tenaga Ahli Menteri Agama, Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie, Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Ahmad Fauzin, serta pejabat lainnya. 

Secara daring, rapat juga diikuti oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief, Vice President Garuda Indonesia Iqbal Ishandi, dan Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam.

“Kita telah memberikan teguran keras kepada Garuda Indonesia,” sambung Anna.

Setelah pendaratan darurat, jemaah haji dievakuasi menuju Asrama Haji Embarkasi Sudiang Makassar dan saat ini berada di Aula Asrama Haji untuk beristirahat. Kepala Kanwil Kemenag Sulawesi Selatan Muh Tonang ikut mendampingi jemaah bersama Tim Kesehatan dan Kepala UPT Asrama Haji.

Penerbangan Lanjutan

Berdasarkan hasil diskusi, pihak Garuda Indonesia berjanji untuk memberangkatkan kembali jemaah haji UPG-05 pada pukul 21.00 WITA menuju Madinah. Pesawat ini awalnya disiapkan untuk memberangkatkan UPG-06 yang dijadwalkan terbang keesokan paginya. Selanjutnya, Garuda Indonesia akan menyiapkan pesawat lain untuk menerbangkan UPG-06 pada 16 Mei 2024.

“Kami minta Garuda Indonesia memegang komitmen akan keamanan dan keselamatan dengan mempersiapkan pesawat sebaik mungkin dari jauh-jauh hari. Sehingga tidak mengacaukan rencana perjalanan jemaah yang sudah disusun. Perubahan jadwal atau penggantian pesawat yang mendadak akan berdampak sistemik, termasuk berkenaan dengan penempatan hotel, transportasi, dan konsumsi jemaah di Madinah,” sebut Anna.

Baca Juga:  Berhaji di Era Penjajahan: Biaya Tinggi Jadi Ladang Belanda Kais Keuntungan Besar

Anna juga menekankan pentingnya mitigasi dan langkah antisipasi menyeluruh dari Garuda Indonesia. “Kami minta jadwal penerbangan harus tetap sama, tidak berubah karena ini bisa menyebabkan efek domino,” tandasnya.