Monday, 07 July 2025

Makin Ganas dan Licik: Ini Dia 10 Modus Kejahatan Keuangan Paling Canggih!

Makin Ganas dan Licik: Ini Dia 10 Modus Kejahatan Keuangan Paling Canggih!


Jangan kaget! Kejahatan keuangan itu tak kenal bulu, apalagi status negara adidaya. Amerika Serikat (AS) yang digdaya saja, nyatanya masih megap-megap menghadapi serangan penjahat di sektor keuangan.

Nah, seiring makin meluasnya canggihnya teknologi dan kecerdasan buatan (AI), penipuan dan segala macam aktivitas licik lainnya di AS justru makin merajalela.

Tiga dosa besar kejahatan keuangan yang paling sering terjadi adalah penipuan cek, transaksi tanpa tujuan jelas (alias cuma akal-akalan tanpa alasan bisnis atau hukum yang sah), dan sumber dana yang bikin curiga. Bayangkan, masing-masing kejahatan ini mencatat lebih dari 500.000 laporan bulanan di tahun 2024! Gila, kan?

Menurut data Visualcapitalist, ini dia 10 Besar Jenis Penipuan Finansial Paling Sering Terjadi di AS:

1. Penipuan Cek: 521.000 laporan
2. Transaksi Tak Jelas Tujuan Ekonomi/Bisnis/Hukumnya: 512.000 laporan
3. Keraguan Terkait Sumber Dana: 501.000 laporan
4. Transaksi di Bawah Ambang Batas CTR: 454.000 laporan
5. Transfer EFT/Wire yang Mencurigakan: 430.000 laporan
6. Transaksi di Luar Pola untuk Pelanggan: 354.000 laporan
7. Penipuan Kartu Kredit/Debit: 298.000 laporan
8. Penggunaan Mencurigakan dari Banyak Lokasi Transaksi: 274.000 laporan
9. Pencurian Identitas: 273.000 laporan
10. Penipuan Lainnya: 246.000 laporan

Baca Juga:  Nasib Hubungan Dagang RI dan AS: Menunggu Keputusan Trump pada 8 Juli

Apa Sih yang Bikin Kejahatan Keuangan Meroket?

Macam-macam faktornya. Mulai dari ketegangan geopolitik yang bikin pusing, sampai rantai pasokan yang rapuh kayak kerupuk. Tapi, ada satu ancaman yang paling bikin gempar: pemakaian AI oleh para penjahat! Termasuk di dalamnya gambar dan video deepfake yang sulit dibedakan dari aslinya.

Faktanya, penyalahgunaan AI dan teknologi modern lainnya ini justru jadi ‘pintu surga’ bagi para penjahat. Mereka bisa menipu korbannya dengan cara-cara yang makin lihai, memicu skema penipuan dan pencucian uang, misalnya lewat transaksi tanpa tujuan jelas atau yang di luar pola normal.

Dua dari lima besar kejahatan finansial yang paling umum dalam daftar itu adalah transaksi yang nilainya di bawah ambang batas Laporan Transaksi Mata Uang (CTR) dan transfer mencurigakan.

Baca Juga:  Pemda Boleh Rapat di Hotel, Dede Yusuf Singgung Sektor Akomodasi yang sedang Terpuruk

Di AS, ambang batas pelaporan Laporan Transaksi Keuangan (Currency Transaction Report/CTR) untuk transaksi tunai itu US$10.000 dalam satu transaksi atau beberapa transaksi yang terkait dalam satu hari.

Kalau ada transaksi tunai yang nembus atau melebihi angka ini, lembaga keuangan wajib melaporkannya ke Financial Crimes Enforcement Network (FinCEN), bagian dari Departemen Keuangan AS.

Jadi, kalau transaksi tunainya di bawah US$10.000, memang tidak wajib dilaporkan sebagai CTR di AS. Tapi, hati-hati. Transaksi yang mepet-mepet atau bahkan melebihi ambang batas ini bakal jadi sorotan tajam buat mencegah pencucian uang dan aktivitas ilegal lainnya.

Sisanya di daftar itu? Ada transaksi di luar pola normal, penipuan kartu kredit dan debit, penggunaan mencurigakan di berbagai lokasi transaksi, pencurian identitas, dan segala jenis penipuan unik lainnya. Kalau ditotal, laporan mereka nyaris mencapai 1,5 juta! Gila, kan?
Â