Jumlah anak-anak di Gaza yang meninggal akibat kekurangan gizi akut telah meningkat menjadi 66 orang. Pengepungan IsraelĀ dan serangan militer berkelanjutan menciptakan apa yang disebut otoritas kesehatan setempat sebagai krisis disengaja.
Kantor Media Pemerintah (GMO) di Gaza menyalahkan penutupan total perbatasan oleh Israel dan larangan masuknya susu formula bayi maupun suplemen gizi atas meningkatnya kematian, serta memperingatkan bahwa bayi, anak-anak, dan orang sakit sangat rentan.
āTindakan ini merupakan kejahatan perang maupun kejahatan terhadap kemanusiaan, dan mengungkap penggunaan kelaparan secara sengaja oleh pendudukan Israel sebagai senjata untuk membasmi warga sipil, khususnya anak-anak. Ini pelanggaran terang-terangan terhadap hukum humaniter internasional dan Konvensi Jenewa,ā kata kantor tersebut dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan itu mengecam apa yang disebutnya sebagai kejahatan yang terus berlangsung terhadap anak-anak di Jalur Gaza, dan mencela keheningan internasional yang memalukan saat anak-anak ditinggalkan sebagai mangsa kelaparan, penyakit, dan kematian.
Pernyataan itu menyatakan Israel sepenuhnya bertanggung jawab, tetapi juga menyebut AS, Inggris, Prancis, dan Jerman terlibat dalam apa yang disebutnya genosida, melalui dukungan mereka terhadap tindakan Israel. Kantor tersebut mendesak intervensi internasional segera untuk membuka penyeberangan dan mengizinkan pasokan makanan dan medis masuk ke Gaza sebelum terlambat.
Menurut Dr. Marwan Al-Hams, Direktur Jenderal Rumah Sakit Lapangan di Kementerian Kesehatan Gaza, 144 anak meninggal dalam perawatan neonatal, 206 janin meninggal dalam kandungan, 18 bayi baru lahir meninggal segera setelah lahir, dan 58 kasus cacat lahir tercatat. Lebih dari 2.100 keguguran terjadi antara bulan Januari dan Mei saja.
ā56 persen ibu hamil di sektor ini menderita kekurangan gizi,ā Al-Hams memperingatkan, seraya mencatat bahwa dampaknya pada ibu dan janin akan meningkatkan angka kematian lebih lanjut seiring dengan terus memburuknya kondisi kesehatan dan gizi.
Sistem kesehatan, yang telah hancur akibat serangan Israel, menghadapi kekurangan obat-obatan dan perlengkapan medis rata-rata sebesar 55 persen, bersamaan dengan kelangkaan kritis bahan bakar. āJumlah yang terbatas telah tiba,ā kata Al-Hams, āhanya digunakan untuk menyelamatkan nyawa, tanpa cadangan strategis di rumah sakitā.
Menurut badan anak-anak PBB, UNICEF, lebih dari 5.100 anak berusia enam bulan hingga lima tahun dirawat karena kekurangan gizi akut pada bulan Mei ā meningkat 50 persen dari bulan April dan 150 persen dari bulan Februari, ketika bantuan masih masuk di bawah gencatan senjata.
Dari jumlah tersebut, 636 anak ditemukan menderita kekurangan gizi akut yang parah. UNICEF memperingatkan bahwa tanpa perawatan segera, air bersih, dan perawatan medis, anak-anak ini terancam kematian.
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menambahkan, respons kesehatan di Gaza menghadapi tantangan operasional yang serius, termasuk kerusakan signifikan pada fasilitas kesehatan. āMalnutrisi dan penyakit, jika tidak diobati, akan menciptakan siklus mematikan, yang secara signifikan meningkatkan risiko kematian anak-anak,ā ungkap UNICEF.