Thursday, 10 July 2025

Mendikdasmen: Perbedaan Kurikulum Sekolah Rakyat tak Ada Masalah, Guru Sudah Diberi Pelatihan Khusus

Mendikdasmen: Perbedaan Kurikulum Sekolah Rakyat tak Ada Masalah, Guru Sudah Diberi Pelatihan Khusus

Diana Medium.jpeg

Kamis, 10 Juli 2025 – 13:45 WIB

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti. (Dokumentasi: Inilah.com/ Diana)

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti. (Dokumentasi: Inilah.com/ Diana)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyatakan tidak ada masalah, terkait perbedaan kurikulum Sekolah Rakyat dengan sekolah reguler.

“Tidak ada masalah. Makanya pelatihan itu nanti menyesuaikan dengan kurikulum yang multi-entry, multi-exit itu, bukan pelatihan yang sama dengan kurikulum di sekolah formal yang ada di sekolah-sekolah di luar sekolah rakyat,” ucap Mu’ti di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (10/7/2025).

Ia menyatakan, untuk Sekolah Rakyat kementeriannya mendapat dua tugas utama, yaitu penyusunan kurikulum dan penyediaan guru.

“Kurikulumnya itu multi-entry, multi-exit. Jadi murid-murid itu tidak harus masuk pada tahun ajaran yang sama dan juga tidak harus masuk pada kelas yang sama, karena itu dia multi-entry, jadi setiap saat muridnya bisa bertambah,” katanya.

Mu’ti menjelaskan, multi-exit artinya para siswa tidak lulus secara bersama-sama dalam satu periode, karena masuk sekolahnya pun berbeda waktu. Lalu untuk guru juga sudah mengikuti retret seperti kepala daerah oleh Kementerian Sosial.

“Kepala sekolahnya sudah dilatih oleh kemensos lewat model retret begitu dan sudah selesai. Kemudian nanti untuk gurunya juga guru-gurunya kan sebenarnya sudah ikut PPG ya, jadi kalau nanti ada pelatihan bagi guru, ya tentu nanti fungsional saja seiring dengan waktu,” paparnya.

Baca Juga:  Catat! Mensos Janji Anak Jalanan Masuk Sekolah Rakyat Secara Bertahap

Sebelumnya, Kementerian Sosial (Kemensos) akan meluncurkan tahap pertama program Sekolah Rakyat di 100 lokasi serentak pada 14 Juli 2025. Program yang menyasar anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem ini siap menampung total 9.755 siswa pada tahap awal.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf, atau yang akrab disapa Gus Ipul, menyampaikan hal tersebut dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (7/7/2025).

“Kami ingin menginformasikan sedikit perkembangan Sekolah Rakyat. Untuk tahap I ada 100 lokasi Sekolah Rakyat yang insya Allah akan mulai beroperasi pada 14 Juli yang akan datang,” kata Gus Ipul.

Ia merinci, dari 100 lokasi tersebut, 63 titik telah siap sepenuhnya secara sarana dan prasarana, sementara 37 titik lainnya masih dalam proses finalisasi renovasi dan diusahakan dapat beroperasi pada bulan yang sama.

“Dari 63 titik yang sudah siap, akan menampung 6.130 siswa dalam 256 rombongan belajar (rombel). Secara keseluruhan, tahap pertama ini akan melibatkan 1.554 guru dan 3.390 tenaga kependidikan,” jelasnya.

Rekrutmen Siswa dan Kurikulum Khusus

Sasaran utama Sekolah Rakyat adalah anak-anak dari keluarga yang terdata dalam desil 1 dan 2 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), yang merupakan kategori miskin dan miskin ekstrem.

Baca Juga:  Pemerintah Terus Berupaya Pulangkan WNI dari Iran

Proses rekrutmen siswa dilakukan secara ketat, dimulai dari penelusuran basis data DTSEN, dilanjutkan dengan survei langsung ke rumah calon siswa oleh tim gabungan dari Kemensos, dinas pendidikan, dinas sosial, dan BPS setempat.

“Setelah dilakukan wawancara dan data sesuai kenyataan, maka akan diproses lebih lanjut sampai siswa ini bisa mengikuti proses belajar mengajar,” tutur Gus Ipul.

Sementara itu, kurikulum yang akan digunakan merupakan rancangan khusus dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang mengintegrasikan pendidikan formal dengan penguatan karakter. Uniknya, tidak ada tes akademik untuk masuk ke sekolah ini.

“Yang ada adalah talent mapping, ini sebagai bagian untuk melihat kesiapan fisik, mental, dan akademik dari siswa itu,” jelasnya.

Selain program akademik yang mengikuti standar nasional, Sekolah Rakyat juga akan menyelenggarakan program asrama yang berfokus pada penguatan karakter, spiritualitas, cinta tanah air, dan bahasa. 

Seluruh guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan juga telah selesai direkrut melalui satuan tugas yang melibatkan berbagai kementerian, termasuk KemenPAN-RB dan BKN.

Topik
Komentar