Sunday, 29 June 2025

Menteri PPPA Usulkan Larangan Tugas Sekolah Pakai Gadget, Setuju?

Menteri PPPA Usulkan Larangan Tugas Sekolah Pakai Gadget, Setuju?


Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi mengusulkan agar tugas-tugas sekolah tidak lagi diberikan melalui gawai, melainkan dilakukan secara manual sebagai upaya mengurangi ketergantungan anak pada perangkat elektronik. Langkah ini juga bertujuan untuk mendukung kesehatan mental dan interaksi sosial anak-anak yang dinilai semakin berkurang akibat penggunaan gawai yang berlebihan.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Prof. Mu’ti. Kementerian PPPA mengusulkan untuk mengurangi penggunaan gadget di lingkungan anak-anak. Bagaimana bila tugas-tugas sekolah tidak lagi menggunakan gadget, tetapi secara manual seperti sebelum masa COVID-19,” kata Arifah Fauzi dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (16/1).

Arifah menilai bahwa perubahan metode pembelajaran ini dapat menjadi solusi untuk mengatasi dampak negatif dari ketergantungan anak terhadap gawai, seperti gangguan konsentrasi, berkurangnya kemampuan motorik halus, hingga potensi kecanduan digital yang semakin meningkat di kalangan anak-anak.

Baca Juga:  Israel Kembali Serang Proyek Nuklir dan Kemhan Iran di Teheran

Dukungan untuk Pembatasan Media Sosial

Usulan ini juga selaras dengan rencana Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) untuk membatasi penggunaan media sosial bagi anak-anak. Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini masih dalam tahap kajian mendalam terkait usulan tersebut.

“Kami tengah mengkaji berbagai aspek dari usulan pembatasan media sosial bagi anak-anak, termasuk dampak sosial dan psikologis yang mungkin terjadi,” ujar Nezar Patria.

Pemerintah juga meminta masukan dari para pakar pendidikan, akademisi, hingga media, agar kebijakan yang diambil nantinya dapat diterapkan secara efektif dan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk keseimbangan antara kebutuhan digitalisasi pendidikan dan perlindungan anak.

Buku Penghubung Orang Tua dan Sekolah

Sebagai langkah tambahan, Arifah Fauzi mengusulkan adanya buku penghubung antara sekolah dan orang tua murid. Buku ini diharapkan dapat menjadi sarana komunikasi yang lebih efektif dalam memantau perkembangan belajar anak secara langsung.

Baca Juga:  Warga Gaza Ditembaki Israel dari Segala Arah saat Mengakses Bantuan dari Lembaga AS

“Ada buku penghubung antara sekolah dan orang tua agar komunikasi lebih terjalin dengan baik. Ini salah satu yang kami usulkan kepada Mendikdasmen agar tugas-tugas sekolah tidak lagi berbasis gadget,” tambah Arifah.

Langkah Selanjutnya

Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) berencana menggelar rapat kabinet untuk membahas lebih lanjut mengenai usulan pembatasan penggunaan gawai dan media sosial bagi anak-anak. Menteri Koordinator PMK Pratikno menyatakan bahwa kebijakan ini akan dipertimbangkan secara menyeluruh dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

Jika disetujui, kebijakan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan anak-anak, khususnya dalam meningkatkan kualitas interaksi sosial, fokus belajar, dan kesehatan mental mereka. Namun, penerapannya tetap perlu mempertimbangkan tantangan dalam era digitalisasi yang semakin maju.