Wednesday, 03 July 2024

Minta Target Lifting Migas 2025 Diturunkan, Jokowi Dinilai Salah Pilih Menteri ESDM

Minta Target Lifting Migas 2025 Diturunkan, Jokowi Dinilai Salah Pilih Menteri ESDM


Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman mempertanyakan kemampuan Menteri ESDM, Arifin Tasrif yang meminta penurunan target lifting minyak dan gas bumi (migas) pada 2025. 

“Ini membuktikan Presiden Jokowi salah menunjuk Arifin Tasrif sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Di banyak negara, produksi migasnya juga turun. Jadi buat apa disampaikan? Hanya bikin gaduh dan spekulasi liar saja,” kata Yusri, Jakarta, Jumat (21/6/2024).

Menurut Yusri, angka Reserves Replacement Rasio yang menunjukkan perbandingan antara produksi minyak dengan penemuan cadangan baru di Indonesia, cukup rendah. Masih di bawah 50 persen.

“Harusnya Pertamina Hulu Energi (PHE) fokus di cekungan migas yang kabarnya hampir separuh belum dieksplorasi. Biasanya di remote area. Tapi ini butuh modal besar dengan risiko gagal yang besar juga. Harus pakai tehnologi tinggi yang ditunjang SDM perminyakan dengan jam terbang tinggi,” lanjut Yusri.

Perusahaan KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) seperti ExxonMobil atau PetroChina, kata Yusri, lebih berani melakukan eksplorasi. Karena, kedua perusahaan migas papan atas itu, punya modal kuat. Yakni mumpuni di teknologi, sumber daya manusia serta finansial. 

Beda dengan Pertamina yang banyak mendapat penugasan dari pemerintah, sudah kehilangan nafas untuk melakukan eksplorasi. “Akibatnya, Pertamina lebih tertarik mengakuisisi Participating Interest (PI) di blok migas yang sudah produksi ketimbang masih eksplorasi,” ungkapnya.

Di sisi lain, Yusri mempertanyakan belum adanya Direktur Jenderal Migas yang definitif pasca ditinggalkan Tutuka Ariadji pada awal Mei 2024. Menteri Arifin menunjuk Sekjen Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana sebagai Plt Dirjen Migas.  

“Sampai detik ini, posisi Dirjen Migas masih Plt. Jelas beda ketajaman antara orang yang berlatar belakang eksplorasi dengan orang yang biasa mengelola pabrik semen. Karena, mencari sumber migas di bawah permukaan yang kedalamannya bisa mencapai 1 hingga 3 kilometer, dibutuhkan ketajaman sebagai ahli eksplorasi,” kata Yusri.

Baca Juga:  Usulan Asosiasi Perusahaan Penerbangan, Kemenhub Evaluasi Tarif Batas Atas Tiket Pesawat

Sebelumnya, Menteri ESDM Tasrif Arifin menyatakan, target lifting migas dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 diusulkan turun. Angkanya di kisaran 1,583-1,648 juta barel setara minyak per hari (boepd).

Terdiri dari lifting minyak 580.000-601.000 barel per hari (barrels oil per day/bopd) dan lifting gas bumi sebesar 1,003-1,047 juta barel setara minyak per hari (barrels oil equivalents per day/boepd). Usulan tersebut turun jika dibandingkan target tahun ini sebesar 1,668 juta boepd.

Kata Arifin, turunnya lifting migas ini karena terjadinya penurunan produksi minyak dan gas secara alamiah. Terus terjadi sepanjang . “Produksi minyak beberapa tahun terakhir terus menurun alamiah maupun unplanned shutdown di beberapa lapangan sehingga lost of production,” kata Arifin dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Jakarta, Rabu (19/6/2024).

Adapun, realisasi lifting migas sampai dengan Mei 2024 baru mencapai 1,501 juta boepd. Sampai akhir tahun, realisasi lifting migas diperkirakan hanya 1,588 juta boepd. Atau masih kurang 0,167 juta boepd.