Tuesday, 01 July 2025

Pelayanan Kesehatan dr Dian di Praktek Miliknya di Soroti Orang Tua Pasien

Pelayanan Kesehatan dr Dian di Praktek Miliknya di Soroti Orang Tua Pasien

Pelayanan dokter spesialis anak, dr. Dian Tambunan, yang berada di wilayah Kabupaten Pohuwato, di keluhkan salah satu orang tua pasien, Refli Yusuf yang hendak berobat ditempat praktek pribadi milik dr Dian.

Hal tersebut terjadi, berawal dari orang tua pasien anak, Refli Yusuf saat yang hendak membawa anaknya berobat ke tempat praktek dr Dian yang beralamat di Kecamatan Duhiadaa, Pohuwato, pada Senin, (30/10/23) pukul 19:00 WITA

Saat tiba ditempat praktek dokter DT, Refli menjelaskan bahwa dirinya mendapat nomor antrian 10 atau nomor terakhir yang diberikan oleh asisten dokter DT. Sebab, di tempat praktek dokter DT jumlah pasien hanya dibatasi 10 pasien saja sesuai penyampaian asisten dokter tersebut. Sementara pada saat itu, nomor antrian masih di nomor 2.

Sembari menunggu, Refli mengaku saat itu dirinya memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar di seputar Kota Marisa karena nomor antrian masih cukup jauh. Setelah 40 menit berjalan-jalan, Refli kembali mendatangi tempat praktek dokter DT. Namun, ketika dirinya sampai di lokasi, rupanya yang dilayani oleh dokter DT baru nomor antrian 3.

Refli pun merasa ada yang aneh, sehingga dirinya menanyakan kepada temannya yang memegang nomor antrian 5, kenapa yang dilayani baru nomor 3. Lantas, rekannya itu menjawab jika sebelum kedatangan Refli, ada salah satu pasien yang tanpa menggunakan nomor antrian langsung dilayani oleh dokter DT.

Namun kata Refli, sebelumnya juga sempat terjadi adu mulut antara asisten dokter dan salah satu pasien yang memegang nomor antrian 9. Hingga akhirnya pasien dengan nomor antrian 9 itu memilih untuk pulang karena merasa diberlakukan tak adil oleh dokter DT.

Adanya hal tersebut, Refly berinisiatif bertanya kepada petugas apotek terkait dengan pelayanan dokter DT, apakah pasien yang tidak memiliki nomor antrian dapat dilayani oleh dokter DT.

Singkat cerita, Refli pun mengaku sempat melontarkan kalimat “Bae-bae mo viral ini kejadian,”. Sontak, kalimat dari Refli itu pun didengar oleh asisten dokter DT dan dilaporkan kepada dokter DT.

Tak berselang lama, DT pun keluar dan menanyakan ke Refli terkait kalimat yang Ia ucapkan sebelumnya.

“Kau mo kase viral saya? Kau tau ini bukan institusi ini praktek saya, jadi suka-suka saya mo menerima pasien jadi terserah saya,” Tanya dr Dian, sebagaimana yang disampaikan oleh Refli kepada awak media.

Baca Juga:  Meriahkan Aksi Nasional Fisioterapi, IFI Gorontalo Gelar Pemeriksaan Gerak-Fungsi Gratis

Menanggapi hal itu, Refli pun memilih diam karena takut anaknya tak akan bisa di periksa oleh dr Dian. Akan tetapi, apa yang ia khawatirkan rupanya benar-benar terjadi, dokter DT mengatakan tak akan memeriksa anaknya dan menyuruhnya untuk pulang.

“Bawa saja ti pak pe anak, saya sudah hilang mood mo periksa,” Lanjut Refli, sambil mengutip kalimat dr Dian kepada dirinya.

Hingga akhirnya, perkataan dokter DT membuat Refly bertanya-tanya. Dirinya juga mengatakan kepada dokter DT jika yang bermasalah dengan dokter DT adalah dirinya dan bukan anaknya.

“Dokter, urusan dokter dengan saya bukan dengan anak saya,” jawab Refly kepada dokter DT.

Namun pada saat itu menurut Refli, dr Dian tetap maksa dirinya untuk tetap pulang dan tidak mau lagi memeriksa anaknya. Merasa sakit hati, Refly kemudian memutuskan untuk pulang, padahal dirinya sudah hampir 3 (tiga) jam menunggu agar anaknya yang mengalami sakit itu dilayani dan diobati oleh dokter DT.

“Sangat bertentangan dengan visi-misi pemerintahan yakni Sehat, Maju, Sejahtera. Bagaimana mau sehat kalau antrian dibatasi, bagaimana mau sehat kalau ketersediaan dokter kurang, bagaimana mau sehat kalau dokter melayani tidak sesuai kode etik kedokteran,” ucap Refli.

Refli berharap, Bupati Pohuwato, Saipul A. Mbuinga dapat mengatensi hal tersebut agar terwujudnya apa yang diharapkan oleh pemerintah sesuai dengan visi misi daerah, yakni Sehat Maju dan Sejahtera (SMS).

Sementara itu, saat didatangi diruang kerjanya yang berada di Rumah Sakit Bumi Panua (RSBP), dokter DT menjelaskan kronologis kejadian yang terjadi di tempat prakteknya tersebut.

“Semalam itu ada pasien yang sudah melapor ke saya duluan, biasanya nomor antrian 1 dan 2 itu ngak saya obral. Cuma terkadang komplen lagi, jadi serba salah pak. Jadi, ada ibu-ibu yang anaknya ini mencret dari Boalemo, jadi dia sudah telfon saya dari jam 8 pagi. Lalu saya bilang, ibu datang saja,” jelas DT kepada awak media ini.

Selanjutnya, dr Dian mengungkapkan bahwa saat itu ada pasien dari Kabupaten Boalemo yang sudah terlebih dahulu melapor kepada dirinya untuk datang berobat.

“Akhirnya saya tanya sama perawat saya, terkadang saya itu lupa. Jadi pasien pertama dan kedua susuai antrian, saya kaget di pasien Nomor tiga, kayaknya saya ada janji sama ibu yang dari tilamuta, boleh saya kasih masuk ? dan akhirnya masuklah ibu ini,” jelas DT seraya menambahkan.

Baca Juga:  Meriahkan Aksi Nasional Fisioterapi, IFI Gorontalo Gelar Pemeriksaan Gerak-Fungsi Gratis

Kemudian DT bilang, setelah pasien dari Tilamuta keluar, masuklah pasien yang dari Mananggu. Lalu DT mengatakan, bahwa dirinya bukan pilih kasih kepada pasien.

“Masuklah pasien dari Mananggu, lalu saya bilang, ibu bukan saya pilih kasih, dimana ibu seandainya nih, yang namanya ajudan seperti adik kandung, dia juga jauh jauh dari Tilamuta. Lalu pasien bilang, mereka juga dari Mananggu, lantas saya bilang iya saya tahu. Memang menjadi dokter anak ini susah, yang mau masuk ini kadang tidak ada, dan akhirnya mengertilah ibu itu (pasien dari Mananggu). Setelahnya, proses antrian berjalan normal kembali,” beber DT.

Selanjutnya dr Dian juga m mengaku, bahwa sikap yang ditunjukkan oleh, Refli Yusuf pada saat itu dinilai telah memancing dirinya dan mengancam akan memviralkan dirinya.

“Karena saya sudah diancam di viralkan, apa salah saya? Aduh, saya ini orang yang mengabdi di daerah yang kaya begini, jauh dari keluarga saya. Jadi yang notabenenya dia yang mau kasih viral, malah dia yang baper. Lalu saya menjelaskan alasan pasien yang masuk tadi, kemudian dia bilang ke saya, kenap bisa? Lantas saya bilang ini namanya praktek dokter swasta, hak prerogatif itu ada di dokter, dan dua orang itu bukan tanpa alasan saya kasih masuk,” Terangnya

Selain itu, dr Dian juga membantah jika dirinya tak lagi melayani anak dari Refli Yusuf gara-gara sakit hati terhadap perlakuan yang dialaminya.

“Saya cuma bilang begini, bapak kalau mau saya layani, bapak tetap di antrian nomor 10, tapi kalau bapak merasa antrian nomor 10 itu untuk bapak, saya tidak bisa. Karena sudah ada pasien nomor 9 didalam. Tapi, dalam keadaan seperti ini, jujur saya sudah tidak bisa berpikir positif lagi, karena saya harus ada azaz nyaman dulu baru saya bisa layani. Intinya, saya tidak kasih pulang, cuman saya bilang kalau bapak tetap di antrian nomor 10 tetap disini,” tandas DT.