Bagaimana ini, pak? Sudah dua tahun kami tidak jualan, usaha kami mati!” demikianlah keluh pedagang di kawasan Pasar Tua Kota Gorontalo kepada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Daerah Kota Gorontalo, Supangkat Nusi.
“Minggu kemarin mereka datang ke saya dan mengeluhkan nasib mereka yang sudah dua tahun tidak jualan akibat proyek PEN yang tak kunjung selesai itu,” ungkap Supangkat di ruang kerjanya di kantor DPRD Kota Gorontalo, Senin (9/10/2023).
Diketahui kawasan Pasar Tua yang terletak di Jalan Letjen Suprapto, Kota Gorontalo itu terdampak pengerjaan proyek revitalisasi yang menggunakan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang sudah dua tahun tak kunjung selesai, akibatnya para pedagang yang menempati kawasan itu terpaksa gulung tikar.
Keadaan itu kemudian menimbulkan masalah keruntuhan ekonomi bagi para pedagang, selain tidak adanya pemasukan mereka juga kebingungan membayar hutang yang kian menumpuk. “Mereka makin sakit hati dengan informasi yang mendapat bantuan hanyalah pedagang di (jalan) Panjaitan,” jelas Supangkat.
Kepada aleg komisi B itu masyarakat menyesalkan mereka yang usahanya benar-benar telah mati tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. “Makanya mereka meminta saya agar nasib mereka dipikirkan, maka ini hal ini akan kami bicarakan dengan pemerintah Kota Gorontalo bagaimana nasib mereka diperjuangkan karena pedagang itu sudah resah mereka meminta secara paksa agar bisa jualan lagi di situ. Mereka bahkan akan membuat tenda kaki lima sendiri tanpa ada bantuan pemerintah dan mau langsung jualasn saja,” tandasnya. (Idal)