Thursday, 10 July 2025

PSSI Dinilai Gagal Bangun Sistem, Malah Andalkan Warganet Cari Pemain Putri

PSSI Dinilai Gagal Bangun Sistem, Malah Andalkan Warganet Cari Pemain Putri

Haris Medium.jpeg

Kamis, 10 Juli 2025 – 02:20 WIB

Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia, Ignatius Indro. (Foto: FIE)

Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia, Ignatius Indro. (Foto: FIE)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Pernyataan Exco PSSI Arya Sinulingga yang meminta bantuan warganet untuk mencari talenta sepak bola putri patut dipertanyakan. Alih-alih menunjukkan keseriusan federasi, pernyataan tersebut dinilai kontraproduktif terhadap upaya profesionalisasi sepak bola nasional, khususnya di sektor sepak bola perempuan.

Hal itu disampaikan langsung oleh salah satu pemerhati sepak bola sekaligus Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI), Ignatius Indro.

Indro berpendapat, PSSI sebagai federasi seharusnya menjadi motor utama dalam pengembangan dan pencarian bakat (talent scouting), bukan malah melempar tanggung jawab itu ke publik.

“Ini bukan sekadar urusan teknis, melainkan menunjukkan lemahnya sistem pembinaan dan minimnya strategi jangka panjang bagi sepak bola putri,” kata Indro kepada Inilah.com, Rabu (9/7/2025).

Baca Juga:  Qatar- Saudi Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia 2026, Irak dan UEA Protes Keras ke AFC

Indro menambahkan, ramainya desakan yang menuntut adanya kompetisi sepak bola putri seharusnya menjadi momentum yang tepat bagi PSSI untuk membuktikan keberpihakan terhadap sepak bola perempuan. Bukan hanya menjadikannya sebagai formalitas karena tuntutan AFC atau FIFA.

“Dibutuhkan roadmap yang jelas dari pembinaan usia dini, kompetisi berjenjang, hingga liga profesional yang konsisten dan terukur,” bebernya.

Lebih lanjut, Indro menegaskan, ketika federasi tampak ‘pasrah’ dan mengandalkan crowdsourcing untuk urusan mendasar seperti penjaringan pemain, maka ini mengindikasikan kegagalan dalam membangun database talenta nasional yang seharusnya menjadi tugas utama federasi.

“Warganet tentu bisa berperan aktif, namun tidak sepatutnya publik menggantikan peran struktural federasi,” katanya.

“Kita membutuhkan PSSI yang bekerja, bukan hanya bereaksi. Sepak bola putri Indonesia tidak kekurangan talenta, yang kurang adalah komitmen dan keseriusan untuk membangun sistemnya,” ucapnya lagi.

Seperti diketahui, Arya memantik kontroversi usai melontarkan pernyataan yang meminta warganet alias netizen untuk mencarikan talenta sepak bola putri di Indonesia.

Baca Juga:  Gagal Lolos Kualifikasi Piala Dunia, China Pecat Branko Ivankovic

Pernyataan tersebut disampaikan Arya di tengah meningkatnya desakan publik agar PSSI segera menggulirkan kembali Liga Putri, yang telah vakum sejak 2019 atau sekitar enam tahun terakhir.

“Carikan 200-240 pemain putri profesional di Indonesia. Nanti seperti tahun 2019, baru setahun langsung berhenti. Kami mau berkelanjutan. Bukan asal ada,” katanya dalam sebuah komentar di Instagram.

Di sisi lain, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo mendorong PSSI untuk segera menyelenggarakan Liga Putri.

Menurutnya, kompetisi bagi tim putri tetap penting digelar, meskipun dimulai dari skala kecil, dan hal ini perlu segera dikaji lebih lanjut oleh federasi.

“Ya, ini nanti akan kami tanyakan juga. Karena kami juga ingin Liga Putri ini segera diselenggarakan,” kata Menpora Dito saat ditemui di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Rabu (9/7/2025)

Topik
Komentar