Wednesday, 03 July 2024

Putin Tuding Ukraina Otak di Balik Ledakan Jembatan Crimea

Presiden Rusia Vladimir Putin menuding Ukraina berada di balik serangan ledakan yang merusak Jembatan Crimea. Putin menyebut ledakan ini sebagai aksi terorisme.

“Tidak diragukan. Ini adalah tindakan terorisme menargetkan penghancuran infrastruktur sipil yang sangat penting,” kata Putin dalam sebuah video di Telegram, seperti diberitakan Reuters, Minggu (9/10/2022).

Dia mengatakan aksi ledakan ini memang sudah dirancang sedemikian rupa oleh pihak lawan. “Ini dirancang, dilakukan dan diperintahkan oleh layanan khusus Ukraina,” ujar dia lagi.

Setelah kejadian ini, Putin sudah bertemu dengan Kepala Komite Investigasi Rusia, Alexander Bastrykin untuk membahas ledakan tersebut. Dari hasil pertemuan itu menunjukkan adanya temua soal ledakan dan kebakaran di jembatan.

Ledakan ini berada di atas Selat Kerch yang merupakan jalur utama pasokan bagi pasukan Rusia di selatan Ukraina.

Indisen ini menjadi kabar gembira bagi pejabat Ukraina, namun pasca-ledakan itu tidak ada satu pun pejabat dari Ukraina yang mengklaim keberhasilan tersebut.

Jembatan Crimea ini merupakan jembatan terpanjang di Eropa dan menjadi jalur utama untuk pelabuhan Sevastopol, lokasi markas armada Laut Hitam Rusia.

Dengan kajadian ini memicu kekhawatiran banyak pihak khususnya di medan perang dari pihak Ukraina. Dari kejadian ini banyak yang berspekulasi soal kelanjutan invasi Rusia ini.

Layanan kereta yang berada di jembatan dilanjutkan sehari setelah ledakan. Berdasarkan foto-foto, setengah badan jalan jembatan hancur, namun setengah lainnya masih terpasang.

Rusia merebut Crimea pada 2014 dari Ukraina. Jembatan Crimea sepanjang 19 kilometer dibuka secara meriah oleh Putin pada 2018.