Pasangan cagub Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma Pongrekun-Kun Wardhana saat Debat kedua Pilgub di Beach City International Stadium, Jakarta Utara, Minggu (27/10/2024). (Foto: Inilah.com/Rizki/tangkapan layar Youtube)
Calon Gubernur Jakarta, Dharma Pongrekun dan Ridwan Kamil (RK) sempat berdebat panas ketika membahas isu COVID-19. Dharma mengaku jijik dengan RK ketika mengetahui eks Gubernur Jabar bekerja sama dengan WHO untuk mengatasi COVID-19.
Mulanya, Dharma menyebut Jawa Barat (Jabar) menjadi Provinsi termiskin di Pulau Jawa usai COVID-19 melanda Indonesia. Mantan Gubernur Jabar membantah data yang keliru tersebut. Diketahui, dari data BPS provinsi termiskin di Pulau Jawa, pada tahun 2022 Jawa Tengah dan tahun 2023 DIY Yogyakarta.
“Saya kira datanya mungkin keliru Pak. Silakan dibaca lagi. Termiskin di Pulau Jawa bukan Jawa Barat. Provinsi lain di Pulau Jawa silakan dibaca lagi,” ujar RK kepada Dharma di atas panggung debat Pilgub di Beach City International Stadium, Jakarta Utara, Minggu (27/10/2024).
RK memamerkan kinerja selama mengatasi COVID-19 di daerah Tatar Sunda itu. Ia mengaku harus mengkorbankan anggaran pemerintah daerah yang awalnya untuk pembangunan infrastruktur untuk bantu sosial (bansos) kemanusiaan.
United Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan PBB di Indonesia memuji langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) dalam menangani COVID-19 di Jabar pada tahun 2020.
“Selama kekurangan dana seperti itu kami mendapatkan penghargaan dari UNDP sebagai provinsi terbaik penanganan konflik di Asia Pasifik,” ucap RK.
Tidak hanya itu, RK memamerkan prestasinya lain mengentaskan kemiskinan di Jabar yakni meraih penghargaan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) atas komitmen dan kerja kerasnya dalam mendorong percepatan pembangunan desa pada tahun 2022.
Menurut RK, COVID-19 merupakan bencana kesehatan menggemparkan seluruh dunia. RK mengaku mengajak kerjasama tim ahli kesehatan dari Universitas UI dan Padjajaran serta berkomunikasi dengan salah satu dokternya Indonesia yang bekerja di World Health Organization (WHO).
“Kami tujuh kali Zoom meeting dengan seorang dokter Indonesia yang kerjanya di WHO untuk menyinkronkan apa yang menjadi data-data dan apa yang kami alami,” ucapnya.
Dharma begitu muak melihat RK yang mau bekerjasama dengan WHO untuk mengatasi COVID-19. Bagi dia, cukup bekerjasama dengan tim independen dari Indonesia saja.
“Seandainya saya menjadi seorang gubernur jijik saya kalau saya bodoh, jijik saya kalau pengecut, jijik saya kalau saya pengkhianat,” ucapnya.
Dharma menilai COVID-19 merupakan agenda politik global. “Bayangkan baru ditemukan virusnya bulan Desember, 12 hari kemudian sudah ditentukan lalu tidak melakukan prosedur prosedur yang seharusnya dilakukan,” katanya.