Wednesday, 03 July 2024

Rupiah Anjlok 5,02 Persen, Kata Sri Mulyani Masih Lebih Baik

Rupiah Anjlok 5,02 Persen, Kata Sri Mulyani Masih Lebih Baik


Menteri Keuangan (Menkeu) sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Sri Mulyani mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar 5,02 persen masih lebih baik jika dibandingkan dengan Yen Jepang dan Won Korea.

Dalam paparan, Sri Mulyani menyebut, indeks dolar AS mengalami penguatan tajam sejak April 2024. Dampak eskalasi geopolitik. Per 16 April 2024, dolar AS mengalami apresiasi 4,86 persen dibandingkan Desember 2023.

“Pada penutupan pasar tanggal 26 April, Yen dari mata uang Jepang dan Won mata uang ke Korea Selatan, masing-masing mengalami pelemahan yang sangat tajam mencapai 10,92 persen untuk Japanese Yen dan 6,34 persen ytd (year to date) untuk Korean Won,” kata Sri Mulyani saat konferensi pers KSSK di Jakarta, Jumat (3/5/2024).

Perkembangan tekanan geopolitik turut memberikan tekanan terhadap mata uang diseluruh dunia, termasuk rupiah. Tak hanya yen Jepang dan won Korea, mata uang bath Thailand melemah 7,63 persen (ytd). Sedangkan rupiah mengalami pelemahan 5,02 persen (ytd).
“Rupiah juga mengalami pelemahan yaitu 5,02 persen, masih relatif lebih rendah,” ujarnya.

Bendahara negara itu, mengatakan, stabilisasi kurs rupiah yang lebih baik didukung dari respons kebijakan Bank Indonesia (BI) yang terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dengan mengoptimalkan instrumen moneter.

Sebagai bagian dari KSSK, Bank Indonesia juga akan terus memperkuat koordinasi dan implementasi instrumen penempatan valas kepada devisa hasil ekspor (DHE) dan sumber daya alam (SDA) yang sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2023 sebagai salah satu langkah menjaga stabilitas rupiah.

Sri Mulyani menilai, inflasi yang masih terjaga menjadi salah satu penopang perekonomian Indonesia dari gejolak ketidakpastian global. “Dari sisi inflasi, terjaga di kisaran sasaran 2,5 plus minus 1 persen, Indeks Harga Konsumen (IHK) Maret 2024 tercatat 3,05 persen secara year on year (yoy),” imbuhnya.

Baca Juga:  Kawasan Bebas dan KEK: Dua Kawasan Berfasilitas untuk Peningkatan Investasi di Wilayah Batam

Di samping itu, inflasi inti juga tetap rendah berkisar 1,77 persen (yoy) serta inflasi volatile food yang meningkat tipis menjadi 10,3 persen dari 8,47 persen (yoy) dari bulan sebelumnya.