Penyerapan tenaga kerja pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia menembus 97 persen. Angka tersebut menjadi yang tertinggi di dunia.
Dalam pembukaan BRI Microfinance Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (7/3/2024), Presiden Joko Widodo mengungkapkan pelaku UMKM layak mendapatkan perhatian besar mengingat besarnya peran mereka di bidang ekonomi mulai dari penyerapan tenaga kerja hingga kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
“Kita tahu jumlah UMKM kita itu kurang lebih 65 juta, kurang lebih dan kontribusi ke PDB ekonomi kita 61 persen sangat besar sekali dan penyerapan tenaga kerja di sektor UMKM 97 persen sebuah angka yang juga sangat besar sekali,” kata Jokowi.
Angka 97 persen ini juga dipertegas oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Menkeu menyebut angka itu relatif tinggi dibandingkan banyak negara lain. Adapun daya serap tenaga kerja UMKM ini sekitar 117 juta pekerja.
Posisi Indonesia yang berada di peringkat pertama pada dasarnya cukup jauh meninggalkan negara yang berada diperingkat dua, yakni Thailand dengan penyerapan tenaga kerja UMKM sebesar 85,5 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan dominasi dari penciptaan kesempatan kerja oleh UMKM belum tentu berada dalam sektor formal.
Mayoritas orang yang bekerja di UMKM dengan sektor informal akan berpengaruh terhadap perpajakan dan pendapatannya. Inilah yang menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia yakni menjadikan UMKM yang tadinya informal menjadi formal dan pendapatannya menjadi lebih stabil.
Lebih lanjut, Jokowi juga mendukung untuk memberikan perhatian khusus kepada UMKM, khususnya digital banking yang diimplementasikan hingga ke bawah dapat terlaksana dengan baik.
Daftar negara dengan penyerapan tenaga kerja UMKM:
1. Indonesia – 97 persen
2. Thailand – 85,5 persen
3. Korea selatan – 83,1 persen
4. Jerman – 79 persen
5. Singapura – 71,4 persen
6. Pakistan – 70 persen
7. Jepang – 70 persen
8. Malaysia – 66,2 persen.