Saturday, 05 July 2025

Warga Kepulauan Seribu Masih Mandi Pakai Air Sumur Kotor, DPRD Sentil Pemprov Jakarta

Warga Kepulauan Seribu Masih Mandi Pakai Air Sumur Kotor, DPRD Sentil Pemprov Jakarta


Wakil Ketua DPRD Jakarta, Wibi Andrino meminta Pemprov DKI segera menyelesaikan persoalan minimnya air bersih yang dikeluhkan warga Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu.

“Ini (Pemprov DKI Jakarta) harus segera turun tangan,” kata Wibi saat dihubungi, Sabtu (5/7/2025).

Wibi menyarankan, Pemprov DKI Jakarta bisa memulai mengatasi permasalah itu dari distribusi air bersih jangka pendek.

“Hingga pembangunan sistem pengelolaan air yang berkelanjutan seperti desalinasi atau pengolahan air hujan,” katanya.

Wibi menegaskan bahwa, warga Pulau Kelapa mempunyai hak yang sama atas layanan dasar sosial tersebut. “Jangan sampai mereka terus merasa dianaktirikan hanya karena tinggal di luar daratan Jakarta,” ujar Wibi.

Ia menyebut, alokasi untuk Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Perubahan harus mulai menganggarkan pembangunan infrastruktur air bersih di wilayah kepulauan.

Baca Juga:  KKB Egianus Kogoya Miliki Kebun Ganja di Papua Pegunungan, Begini Penampakannya

Menurutnya, krisis air bersih ini bukanlah permasalahan pertama kalinya. Ia meminta Pemprov DKI untuk melibatkan PAM Jaya selaku perusahaan penyedia layanan air bersih untuk memperluas jangkauan layanannya.

“Libatkan PAM Jaya untuk memperluas jangkauan layanannya sampai ke Kepulauan Seribu, bukan hanya di daratan Jakarta,” ucapnya.

Sebelumnya, warga Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, mengeluhkan minimnya pasokan air bersih untuk kebutuhan mandi. Air untuk mandi, cuci, dan kakus (MCK) nyaris tidak tersedia.

“Begini, di sini air bersih untuk minum cukup. Antrean suka banyak karena PAM belum produksi untuk kebutuhan sehari-hari mandi. Jadi untuk mandi belum ada,” kata Agus, (55) warga setempat, Jumat (4/7/2025).

Agus mengaku bersama warga lainnya mereka terpaksa menggunakan air kotor dari sumur galian untuk mandi karena tidak ada pilihan lain. “Terpaksa mandi pakai air kotor. Kami bikin sumur, itu air kotor. Jadi kami terpaksa mandi itu,” ujarnya.

Baca Juga:  Prabowo Sebut Belanda Rampok USD31 Triliun, Optimistis Indonesia Makmur Sebelum 2045

Ia menyebut, warga kini harus antre di instalasi Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO), tempat air yang seharusnya untuk konsumsi kini digunakan untuk mandi.

“Air ada, tapi lebih dari 1 bulan mati. Jadi harus ke sini kalau ambil air bersih. Jadi banyak antre, jadi mereka buat air bilas. Padahal harusnya buat minum,” ujarnya.