Sunday, 06 July 2025

Warga Pulau Kelapa Curhat saat Mandi di Sumur Kotor

Warga Pulau Kelapa Curhat saat Mandi di Sumur Kotor


Warga Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, mengeluhkan minimnya pasokan air bersih untuk kebutuhan mandi. Air untuk mandi, cuci, dan kakus (MCK) nyaris tidak tersedia di wilayah mereka.

“Begini, di sini air bersih untuk minum cukup. Antrean suka banyak karena PAM belum produksi untuk kebutuhan sehari-hari mandi. Jadi untuk mandi belum ada,” kata Agus, (55) warga setempat, Jumat (4/7/2025).

Agus mengaku bersama warga lainnya mereka terpaksa menggunakan air kotor dari sumur galian untuk mandi karena tidak adanya air bersih. “Terpaksa mandi pakai air kotor. Kami bikin sumur, itu air kotor. Jadi kami terpaksa mandi itu,” ujarnya.

Dia menyebut, warga kini harus antre di instalasi Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO). Padahal lokasi itu harusnya digunakan sebagai air konsumsi bagi warga sekitar, namun kini digunakan untuk keperluan mandi.

Baca Juga:  Ahli Waris Makam Pangeran Jayakarta Tagih Janji Pemprov Jakarta soal Pembebasan Lahan 1.000 Meter

“Air ada, tapi lebih dari satu bulan mati. Jadi harus ke sini kalau ambil air bersih. Jadi banyak antre, jadi mereka buat air bilas. Padahal harusnya buat minum,” ujarnya.

Warga lain, Ratna (39) menilai PAM Jaya seharusnya mendistribusikan air bersih secara gratis karena kondisi kekurangan air bersih di wilayah mereka.

“Kalau dari warga, PAM Jaya itu harus gratis. Karena warga Pulau Kelapa itu kekurangan air. Dari air BWRO dan SWRO itu harus gratis,” ucapnya.

Ratna mengatakan, warga kini sepenuhnya berharap kepada PAM Jaya karena pasokan air bersih sudah dua bulan tidak mengalir.

“Karena sekarang harapan kami semua buat mandi mengandalkan PAM Jaya. Itu sudah mau dua bulan enggak jalan,” katanya.

Baca Juga:  Prabowo Gelar Ratas Kopdes Merah Putih di Hambalang Hari Ini

Dia menambahkan, warga harus membeli air dari BWRO seharga Rp1.000 per jeriken, baik untuk minum maupun mandi.

“Kalau buat minum beli Rp1.000 se jeriken. Kalau buat mandi kami lihat SR-nya berapa pemakaian kita,” ujar Ratna.